Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSdK) UGM tahun ini memperingati Dies Natalisnya yang ke-60. Dalam Dies kali ini, PSdK kembali menyuarakan harmonisasi untuk pembangunan sosial yang berkeadilan, sesuai dengan semangat para pendirinya.
Ketua Departemen PSdK, Dr. Krisdyatmiko, S.Sos., M.Si., menuturkan 60 tahun sejak pendirian program studi yang dulu masih bernama Sosiatri ini, PSdK tetap membawa nilai serta semangat yang sama, yaitu keberpihakan terhadap kepentingan kesejahteraan rakyat.
“Spirit yang dibawa oleh sivitas akademika PSdK tidak berubah dari spirit yang dulu dimandatkan oleh para founding father, yaitu keberpihakan, bahwa Sosiatri didirikan untuk menjawab permasalahan sosial setelah Indonesia merdeka,” ujarnya dalam pembukaan Dies Natalis PSdK ke-60 pada Senin (10/7) di Ruang Seminar Timur UGM.
Kris menjelaskan, Dies Natalis kali ini diselenggarakan untuk memperkuat posisi PSdK sebagai simpul akademis di dalam mendorong pembangunan sosial yang berkeadilan serta menjadi wahana promosi atau diseminasi ide penelitian dan pengabdian sivitas akademika PSdK.
“Kami juga ingin memperkuat jejaring PSdK dengan alumni dan berbagai stakeholder terkait baik nasional maupun internasional,” imbuhnya.
Upaya menuju pembangunan sosial yang berkeadilan, menurutnya, tidak dapat dijalankan sendirian, tapi memerlukan sinergi dan inovasi. Karena itu, Dies ini juga menjadi salah satu upaya mainstreaming pembangunan sosial sebagai sebuah bagian yang sama pentingnya dengan pembangunan fisik.
Ia menyebutkan beberapa agenda yang akan diadakan sebagai bagian dari rangkaian Dies Natalis PSdK, di antaranya seminar nasional, konferensi internasional, roundtable discussion, pertemuan nasional mahasiswa PSdK, serta lomba esai dan karya ilmiah tingkat nasional bagi siswa SMA serta mahasiswa.
“Kami melibatkan siswa SMA karena mereka sebagai calon mahasiswa juga diharapkan bisa lebih mengenal tentang PSdK. Mereka akan mengumpulkan karya ilmiah dengan tema ‘Pembangunan Sosial untuk Siapa’,” kata Kris.
Rangkaian kegiatan Dies Natalis ini, ujar Kris, diharapkan dapat menjadi satu momen untuk menggaungkan kembali semangat pembangunan nasional yang berpihak pada rakyat di tengah kondisi masyarakat yang masih ditandai dengan kesenjangan.
“Semoga dengan spirit Dies ke 60 tahun ini kita mempunyai komitmen yang semakin kuat sekaligus kebersamaan untuk terus berjuang bagi pembangunan nasional,” imbuhnya.
Senada dengan hal tersebut, Dekan FISIPOL, Dr. Erwan Agus Purwanto, M. Si., menyampaikan apresiasi terhadap Departemen PSdK yang telah menjadi rujukan nasional terkait isu pembangunan sosial berkat konsistensinya dalam menyuarakan isu tersebut.
“Reputasi nasionalnya memang sudah tidak diragukan lagi, selama ini selalu jadi trendsetter mengenai isu-isu pembangunan sosial di Indonesia,” ujarnya.
Erwan menyebutkan, apa yang dirintis oleh para senior departemen ini 60 tahun yang lalu kini semakin relevan seiring dengan semakin meningkatnya perhatian pemerintah terhadap persoalan pembangunan, terutama terkait persoalan pendidikan dan kesehatan. Karena itu, ia berharap dalam tahun-tahun ke depan departemen ini dapat terus mencetak lulusan-lulusan yang dapat berkontribusi bagi pembangunan bangsa.
“Lulusan PSdK semakin dibutuhkan untuk kemajuan pembangunan sosial dan kesejahteraan Indonesia. Harapannya saya dapat melihat pemimpin-pemimpin yang berasal dari PSdK,” kata Erwan. (Humas UGM/Gloria)