
Sedikitnya 288 peneliti dari 12 negara mengikuti konferensi Internasional bidang sains dan teknologi atau International Conference on Science and technology (ICST) yang diselenggarakan oleh Badan Penerbit dan Publikasi (BPP) Universitas Gadjah Mada, di Ballroom Eastparc Hotel Yogyakarta, 11-12 Juli. Pertemuan ilmiah tahunan ini akan mempresentasikan berbagai penelitian terbaru dan mutakhir yang dihasilkan peneliti dari berbagai universitas.
Ketua Panitia ICST, Prof. Dr. Jumina, mengatakan dari 288 peneliti yang hadir sekitar 250-an peneliti rencananya akan memaparkan hasil riset mereka. Beberapa peneliti tersebut berasal dari Indonesia, Malaysia, Korea, Jepang, Australia, Filipina, Perancis, Inggris dan Afrika Selatan. Pertemuan ilmiah ini bertujuan untuk berbagi pengetahuan diantara peneliti terkait perkembangan riset dunia saat ini. “Mereka bisa berinteraksi satu sama lain dan berbagi ilmu terkait perkembangan sains dan teknologi,” katanya.
Di samping itu, tambah Jumina, konferensi ini diharapkan memperkuat kerja sama antar peneliti sehingga terbentuk jaringan yang kuat dan luas di masa depan. “Saya kira kesempatan peneliti kita untuk mempelajari banyak aspek baru penelitian dalam topik-topik yang sudah ditekuni,” ujarnya.
Rektor UGM, Prof Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., mengatakan konferensi internasional semacam ini terus didorong oleh UGM untuk mempertemukan para akademisi dan profesional sehingga dapat berbagi pengalaman dalam mendorong kemajuan sains dan teknologi di tanah air. “UGM akan terus mendorong riset di bidang teknologi, kimia, komputer, dan sains,” ujarnya.
Menurut Rektor, kemajuan sains dan teknologi sangat bergantung dari hasil inovasi, riset dan kesempatan peneliti untuk bertukar gagasan dan informasi sehingga adanya pertemuan ilmiah semacam ini sangat bermanfaat bagi peneliti. “Kita ingin menjembatani kesenjangan antar disiplin ilmu dengan memfasilitasi adanya diseminasi pengetahuan interdisipliner,” ujarnya.
Beberapa pembicara kunci yang hadir kali ini, diantaranya Prof David St.C Black dari University of New South Wales, Australia, Prof Taku Demura, Ph.D., dari NARA Institute of Science and Technology Jepang, Prof. Dr. Ir Sunjoto, Dip. HE., DEA., dan Prof. Ir. Bambang Suhendro, M.Sc., dari Fakultas Teknik UGM.
Prof Bambang Suhendro dalam kesempatan tersebut memaparkan tentang pengembangan teknologi modifikasi cakar ayam untuk mendukung konstruksi jalan raya di atas tanah lunak dan daerah bekas rawa. Meski teknologi konstruksi cakar ayam selama ini sudah dikenal luas dan telah banyak digunakan sebagai konstruksi jalan, namun modifikasi yang dikembangkan oleh Suhendro berupa pelat beton, lempeng, dan cakar ayam yang relatif tipis yang dimasukkan ke dalam tanah lunak dengan kedalam sekitar 2,5 meter.
Menurut Dosen Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik UGM ini, teknologi konstruksi yang dikembangkannya berupa sirip beton vertikal sebagai penghalang tanah yang berfungsi menjaga stabilitas perkerasan dan daya tahan. “Keuntungannya waktu konstruksi jadi lebih singkat, biaya yang relatif lebih murah karena alat berat tidak diperlukan,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)