Rumah Kreatif Wadas Kelir (RKWK) Purwokerto merupakan salah satu pelopor komunitas pegiat literasi dan kreativitas anak-anak di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah dan sekitarnya. RKWK menjadi leader dan bibit menjamurnya komunitas serupa di kota yang akrab dengan logat Jawa Ngapak dan Cablaka tersebut. RKWK merupakan sebuah rumah kreatif yang bergerak dalam pengembangan kreativitas anak-anak khususnya bidang bahasa, sastra dan seni. Nalar dan kesadaran kreativitas anak-anak dibangun melalui pola pendidikan dan permainan angka, logika, bahasa, warna, dan gerak yang menyenangkan. Proses kreatif bahasa yang terjadi di RKWK kemudian berperan dalam konstruksi identitas diri yang mengubah hidup anak-anak dari sebelum dan sesudah kehadiran RKWK.
Hal ini terbukti membuahkan hasil dengan berkembangnya kreativitas dan kepribadian anak-anak. Tiga tahun sejak berdiri, anak-anak ndeso yang pemalu, inferior, rendah diri dan pesimistis disulap menjelma ‘penyair cilik’ yang karya-karyanya bertebaran di berbagai buku, media dan surat kabar, baik skala lokal maupun nasional seperti Kompas, Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat, Satelitpost, dan Jawapos. Selain itu, banyak pula undangan pentas dan mengisi acara serta prestasi-prestasi kejuaraan di tingkat daerah sampai nasional.
Konstruksi identitas diri anak-anak ini menarik untuk dikaji sebagai model pengembangan diri, kepribadian, kreativitas, dan pendidikan karakter. Sistem pendidikan yang diterapkan di RKWK ini juga dapat dijadikan alternatif pendidikan progresif yang memberikan terobosan dan jawaban atas kebuntuan pendidikan formal di Indonesia.
“Pembentukan identitas dan nalar kreativitas ini perlu dikaji untuk mengungkapkan peran dan model pembentukan identitas diri pada anak-anak yang melibatkan narasi, kisah, atau kreativitas bahasa suatu komunitas. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan perspektif psikologi naratif yang mencoba memahami makna yang dikonstruksi oleh individu, sebagai bagian dari suatu sistem budaya, melalui kajian pembentukan kepribadian manusia lewat narasi atau cerita yang akhirnya dapat membentuk hidup manusia,” papar Rahadian Rizal Akmal, mahasiswa Fakultas Psikologi UGM, Rabu (12/7).
Akmal bersama ketiga temannya, yaitu Oom Qomariyah (psikologi), Mochammad Lathif A (Filsafat), dan Fika Rizki NF (Ekonomi, Sekolah Vokasi), berusaha mengungkap konstruksi identitas diri anak-anak RKWK. Mereka tergabung dalam kelompok penelitian Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Sosial Humaniora (PKM-PSH) UGM.
Hasil penelitian keempat mahasiswa UGM tersebut menunjukan bahwa pembentukan nalar kreativitas anak dilakukan dengan penanaman nilai-nilai cinta, mimpi dan kegilaan. Konstruksi identitas diri dimulai dengan penyemaian makna hidup RKWK yang meliputi nilai kreatif/karya (creative value), yaitu karya sebagai bukti eksistensi dan ruh pendobrak kehidupan, nilai penghayatan (experiental values) akan dunia yang indah, luas dan tak terbatas, serta nilai sikap (attitude values) yang mengajarkan bahwa kebaikan dan cinta harus disebarkan seluas-luasnya sebagai kekuatan yang akan menjadi penjaga diri manusia.
“Proses pembentukan diri dilalui melalui tahap eksplorasi yang dilakukan dengan pemahaman diri, pencarian minat bakat melalui permainan kreatif, aktivitas dan pengayaan pengalaman. Tahapan komitmen sebagai tahap menuju kematangan identitas, dijalani melalui keyakinan akan mimpi, optimisme masa depan, dan penghayatan nilai ‘kreativitas tanpa batas’ sebagai jawaban atas kebuntuan, dan tantangan hidup,” papar Rahadian. (Humas UGM/ Agung)