
Gadjah Mada Robotic Team (GMRT) tak henti-hentinya menuai presati. Tak tanggung-tanggung, tahun ini GMRT berhasil menjadi juara umum di Kontes Robot Indonesia (KRI) 2017 yang diselenggarakan di Uversitas Pendidikan Indonesia pada 8-9 Juli 2017. Tim dari UGM tersebut berhasil menyabet dua juara dari lima kategori yang dilombakan. Pada kompetisi resmi yang diselenggarakan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan tersebut, GMRT berhasil menyabet juara pertama pada kategori Kontes Robot Pemadam Api Indonesia dan meraih juara tiga pada kategori Kontes Robot Seni Tari Indonesia. Dua kemenangan tersebut mengantarkan UGM sebagai juara umum KRI 2017.
Pada kategori Kontes Robot Seni Tari Indonesia GMRT menurunkan robot Al-Fan. Robot tersebut berbentuk humanoid yang bentuk dan rias serta busananya menyerupai penari sungguhan. Robot Al-Fan dilengkapi dengan sensor suara. Manajer GMRT, Dr. Rachmat Sriwijaya, menjelaskan bahwa Robot Al-Fan akan menari setiap mendeteksi adanya suara dalam hal ini lagu Gending Sriwijaya. Ketika lagu dihentikan maka robot akan otomatis berhenti.
“Robot Al-Fan memiliki gerakan yang sangat halus dan gemulai mirip sekali dengan penari sungguhan,” jelas Dr. Rachmat, Selasa (11/7).
Rachmat yang juga dosen di Departemen Teknik Mesin dan Industri UGM ini menuturkan pada kategori Kontes Robot Pemadam Api Indonesia, GMRT menurunkan robot andalannya bernama Al-Fatih. Robot tersebut mendapatkan poin yang nyaris sempurna. Al-Fatih meraih poin sebesar 10,233 selisihnya cukup jauh dari peringkat kedua yakni Universitas Muhammadiyah Malang yang meraih poin 456,857. Poin tersebut menunjukkan bahwa kemungkinan eror yang dimiliki robot Al-Fatih sangat rendah dibanding peserta lainnya.
Rachmat menjelaskan berbeda dengan robot Al-Fan yang dilengkapi sensor suara, robot Al-Fatih dirancang dengan dua sistem sensor sekaligus berupa sensor panas dan sensor gerak. Rachmat menjelaskan bahwa sensor panas berfungsi untuk mendeteksi keberadaan lokasi titik api. Sementara itu, sensor gerak akan mendeteksi keberadaan penghalang di sekitar robot yang berpotensi menghambat proses perjalanan untuk memadamkan api.
“Robot Al-Fatih memiliki kemampuan yang cepat dalam mendeteksi api, menuju lokasi titik api, memadamkan api dan mampu kembali ke lokasi semula dengan cepat pada saat kebanyakan robot lainnya gagal kembali lokasi semula,” jelas Dr. Rachmat.
Sebagai juara pertama kategori Kontes Robot Pemadam Api Indonesia, robot Al-Fatih secara otomatis akan diberangkat ke Amerika Serikat sebagai wakil Indonesia dalam ajang Trinity College International Robot Contest. Keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan beberapa departemen, seperti Departemen Teknik Mesin dan Industri, Departemen Teknik Fisika, Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Departemen Elektronika dan Instrumentasi, dan Departemen Elektro.
“Keberhasilan ini tidak dapat dicapai tanpa kerja sama dan dukungan antara GMRT dan berbagai departemen yang terlibat dengan Direktorat Kemahasiswaan serta jajaran pimpinan universitas,” ujarnya.
Direktur Kemahasiswaan UGM, Dr.Senawi, M.P., mengaku bangga atas prestasi yang diraih GMRT. Menurutnya, UGM akan terus berusaha untuk mendukung baik dari segi moral dan material untuk pengembangan teknologi robot. Menurut Senawi robot merupakan salah satu teknologi yang sangat prospek dan diharapkan mampu memecahkan berbagai persoalan.
“Pada prinsipnya setiap karya yang berpotensi akan kami dukung, dan tidak hanya mampu prestasi akan tetapi diharapkan karya tersebut mampu memberikan manfaat bagi NKRI,” ungkap Senawi. (Humas UGM/Catur)