• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Antropologi Arsitektur dalam Eksistensi Peradaban Nusantara

Antropologi Arsitektur dalam Eksistensi Peradaban Nusantara

  • 12 Juli 2017, 13:17 WIB
  • Oleh: Satria
  • 7967
Antropologi Arsitektur dalam Eksistensi Peradaban Nusantara

Prof. Ir. T. Yoyok Wahyu Subroto, M. Eng., Ph.D. resmi dikukuhkan sebagai guru besar bidang ilmu arsitektur. Pengukuhan tersebut dilaksanakan pada Selasa (11/7) di Balai Senat UGM. Di hadapan ratusan peserta, Prof. Yoyok menyampaikan pidato pengukuhannya berjudul “Sinergi Arsitektur dan Kearifan Budaya untuk Masa Depan Peradaban Nusantara.”

Yoyok mengawali pidatonya dengan penjelasan salah satu dari empat fase cara menghuni (living style) yaitu domestic architecture. Fase tersebut merujuk pada pengembangan eksperimental manusia dalam membangun bangunan hunian yang diwarnai oleh kompleksitas budaya dan pragmatisme struktur kegiatan manusia serta lingkungan alamnya secara spasial. Hal tersebut kemudian memengaruhi pengambangan teknik dan bentuk bangunan yang digunakan untuk mewujudkan  ruang hunian yang sesuai karakter budaya setempat. Secara semantik elemen ruang hunian dan bangunan huniannya diekspreikan melalui simbol-simbol yang tertera di elemen bangunan huniannya.

Selanjutnya, Yoyok juga menjelaskan bahwa diskusi tentang arsitektur dan kearifan budaya di wilayah Nusantara pada akhirnya akan bermuara pada puncak-puncak karya budaya suku-suku bangsa. Ia menjelaskan bahwa secara keseluruhan ikatan budaya yang secara arsitektural disatukan oleh konsep ruang kosmologis telah membentuk bidang permukaan puncak budaya Nusantara.

“Hal tersebut sekaligus menyentuh permukaan peradaban Nusantara yang dibangun berdasarkan horizon peradaban terluas dari seluruh karya budaya manusia di Nusantara,” jelasnya.

Pada akhirnya, eksistensi karya budaya arsitektur memiliki potensi untuk mempertahankan sekaligus memperkokoh identitas dan kekhasan masyarakat pemilik kebudayaan. Hal tersebut sekaligus menegaskan keaslian yang dimiliki masyarakat. Potensi tersebut akan meneguhkan kekuatan masyarakat pemilik kebudayaan untuk tetap memiliki semangat dan antusiasme yang tinggi dalam mempertahankan eksistensinya.

“Pengembagnan karya arsitektur berbasis budaya tidak saja menciptakan pilar-pilar peradaban Nusantara, tetapi juga akan memperkokoh pilar-pilar peradaban itu sendiri,” jelas Yoyok.

Pada penutup pidatonya, Prof. Yoyok menyampaikan bahwa arsitektur melalui pengembangan ilmu antropologi arsitektur memiliki peran, fungsi, dan kekuatan luar biasa dalam memberikan kontribusi terhadap pilar peradaban Nusantara. Akan tetapi, untuk mencapainya setidaknya ada beberapa syarat. Syarat tersebut yakni kesadaran tinggi para arsitek terhadap pemahaman identitas dan autentisitas budaya. Syarat selanjutnya yaitu adanya inisiatif positif dari para arsitek menjadikan budaya sebagai basis dan orientasi ide. Selanjutnya syarat terakhir yakni adanya kesadaran dari masyarakat pemilik kebudayaan untuk secara konsisten mempertahankan kearifan budayanya dalam karya arsitektur.

“Jika ketiga hal tersebut dapat dicapai maka bukan mustahil bahwa peradaban Nusantara yang didukung ilmu antropologi arsitektur bukan sekadar utopia semata tetapi benar-benar dapat eksis,” pungkasnya. (Humas UGM/Catur;foto: Firsto)

Berita Terkait

  • Menyelisik Peran Medang dalam Perjalanan Sejarah Nusantara

    Friday,06 October 2017 - 16:08
  • Kepala PSPK Bambang Hudayana Dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Antropologi

    Thursday,19 January 2023 - 15:56
  • Abdul Rahman: Pemugaran Candi Berpengaruh terhadap Nilai Arsitektur

    Thursday,27 August 2015 - 15:14
  • Teliti Arsitektur Kota Kecil, Djoko Wijono Raih Gelar Doktor

    Wednesday,16 February 2011 - 16:16
  • Wiswakharman JUTAP UGM Adakan Expo di Museum Beteng Vredeburg

    Sunday,22 April 2012 - 16:56

Rilis Berita

  • Fakultas Hukum UGM Luncurkan Buku Tentang Hukum Agraria 27 May 2023
    Memperingati ulang tahun ke-80 tokoh bidang hukum dari Fakultas Hukum (FH) UGM, Prof. D
    Satria
  • Pemilu 2024 Masih Terjebak pada Agenda Rutinitas Politik 27 May 2023
    Pemilu 2024 bukan hanya sebagai bagian dari rutinitas pesta demokrasi lima tahunan dalam rangka m
    Gusti
  • FKK-MK UGM Gelar Webinar Bahas Ancaman Diabetes Mellitus Bagi Anak Muda 27 May 2023
    Untuk merencanakan tindak lanjut terhadap tingginya penderita Diabetes Mellitus pada ge
    Satria
  • UGM Residence Kembali Gelar Festival Budaya 26 May 2023
     UGM Residence kembali menggelar festival budaya at
    Ika
  • Ganjar Pranowo Ajak Warga Melek Digital 25 May 2023
    Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (PP Kagama), Ganjar Pranowo, me
    Gusti

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual