Saat ini tidak sedikit bahan pemutih gigi yang telah dipasarkan secara luas. Produk buatan pemutih gigi ini memang menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai masalah pada rongga mulut akibat kebiasaan mengonsumsi kopi, teh, makanan berwarna serta kebiasaan merokok. Meski demikian, kebanyakan bahan pemutih mengandung bahan kimia yang justru dapat menimbulkan masalah pada gigi.
“Kebanyakan dari pemutih tersebut mengandung bahan kimia seperti hidrogen peroksida dan carbamide peroksida yang jika digunakan tidak tepat akan menimbulkan berbagai efek samping. Beberapa efek samping yang dapat ditimbulkan dari bahan tersebut yakni terjadinya iritasi pada rongga mulut dan gigi terasa menjadi lebih sensitif,” jelas mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi UGM, Nurzahra Sekar Ningrum, Selasa (11/7).
Bersama empat mahasiswa lain, Rizky Septiano, Natalia Kristanti, Muzzammal Alfath, dan Qushayvi H, Ningrum mencoba untuk menemukan produk pemutih dari bahan alami yang bisa mengatasi permasalahan tersebut, diantaranya dengan memanfaatkan cuka apel, ekstrak lemon, dan ekstrak biji asam jawa. Dari ketiga bahan ini, mereka meneliti bahan mana yang memberikan efek pemutih gigi terbaik.
“Kandungan asam malat serta asam sitrat dari cuka apel, lemon, dan biji asam jawa memiliki mekanisme tertentu dalam menghilangkan pewarnaan pada gigi sehingga dapat membuat gigi menjadi lebih putih. Kemudian ekstrak tersebut diformulasikan dengan zat perekat yaitu gelatin dan HPMC yang berguna untuk melekatkan ke permukaan gigi nantinya yang dibuat dalam bentuk sediaan gel,”paparnya.
Proses penelitian ini dilakukan di bawah bimbingan Dr. drg. Archadian Nuryanti, M.Kes selaku dosen pembimbing. Mereka melakukan uji in vitro pada gigi dengan tiga perlakuan, yakni sebelum gigi diberi pewarnaan dengan air rendaman teh, saat perendaman teh, dan setelah aplikasi gel HDM pada gigi yang telah berwarna kecoklatan akibat perendaman teh.
“Kemudian, akan dilakukan pengukuran derajat warna gigi dengan alat kolorimeter,”imbuh Ningrum.
Hasil uji aplikasi gel pemutih gigi yang diberi nama Herbal Dental Mask (HDM) ini kemudian diukur secara kuantitatif sehingga didapatkan rata-rata dari hasil pengukuran. Semakin besar nilai dari pengukuran mengindikasikan semakin putih warna gigi tersebut. Kemudian hasil pengukuran dari masing-masing ketiga bahan HDM tersebut dibandingkan dengan aplikasi hidrogen peroksida sebagai kontrol positif karena merupakan bahan pemutih yang umum digunakan di masyarakat dan telah teruji keefektifannya.
“Dari hasil uji in vitrodalam penelitian HDM ini, diperoleh bahan alami yang memberikan efek putih terbaik adalah ekstrak biji asam jawa 10% dan tidak kalah jika dibandingkan dengan hidrogen peroksida dengan catatan bahwa gel HDM ini memiliki efek samping yang lebih sedikit karena terbuat dari bahan alami,” kata Ningrum.
Ke depan, para mahasiswa ini berharap agar penelitian yang telah mereka lakukan diuji lebih lanjut hingga dapat diproses menjadi produk yang digunakan secara luas.
“Kami berharap untuk dapat mengembangkan penelitian ini agar dapat dilakukan uji in vivo sehingga jika memungkinkan khasiatnya ampuh dalam memutihkan gigi secara praktis dan aman agar dapat diproduksi secara massal nantinya,”ucap Rizky. (Humas UGM/Gloria)