Pendidikan tidak akan bisa berkembang tanpa penerapan teknologi informasi dan komunikasi. Melalui program inherent (Indonesian Higher Education Network/Jaringan Pendidikan Tinggi Indonesia) K-1, diharapkan semua Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia terhubung dengan jaringan intranet untuk berbagi pengetahuan dan informasi (sharing knowledge).
Inherent adalah jaringan komputer antar universitas yang dibangun oleh Dikti. Sedangkan K-1 adalah kode untuk hibah dari Dikti untuk perguruan-perguruan tinggi yang dinilai memiliki sumber-sumber informasi pendidikan dan penelitian yang siap untuk bisa dimanfaatkan perguruan tinggi lain.
“UGM adalah salah satu perguruan tinggi yang masuk dalam kelompok K-1,†kata Muhammad Nur Rizal, ketua Tim transisi inherent UGM dalam sosialisasi Launching Keberlanjutan Pemanfaatan Program Inherent, Senin (16/4) di ruang sidang pimpinan UGM.
Sebagai pemenang hibah kompetisi (K-1) di bidang Inherent dari Dirjen Dikti, UGM mampu memperluas layanan pendidikannya pada lingkungan di luar kampus Yogyakarta. Kegiatan pembinaan pun dapat lebih efektif dan efisien pada jangkauan yang lebih luas.
Menurt Rizal, pelaksanaan program inherent UGM telah menghasilkan berbagai produk dan aplikasi software yang bersifat open source, open acces dan open content.
“Inherent dibangun dengan memanfaatkan infrastruktur jaringan komputer yang tersedia di Indonesia. Pada tahap pertama ini, link Inherent di Jawa sudah menggunakan teknologi serat optik dengan kecepatan 155 mbps. Sedangkan koneksi di luar Jawa mengikuti ketersediaan teknologi yang ada, bervariasi antara 2-8 mbps,†jelasnya.
Tim Inherent UGM telah mengembangkan berbagai produk dan sistem aplikasi yang tercakup dalam 3 pilar kegiatan yaitu pilar pembelajaran, pilar penelitian dan pilar komunitas berbasis knowledge.
Drs. Suryo Baskoro, MS selaku Kepala Bidang Humas dan Keprotokolan UGM menjelaskan bahwa keikutsertaan UGM sebagai simpul program Inherent dapat dimaknai sebagai suatu kewajiban dan komitmen UGM sebagai PT-BHMN.
Kata Suryo, Inherent adalah model intranet antar perguruan tinggi, “Jadi beda dengan internet,†imbuh suryo.
Bila beberapa waktu yang lalu jaringan internet pernah putus, akibat gempa di Taiwan, maka lewat inheren antar perguruan tinggi bisa sharing knowledge, tanpa ada kesulitan..
Suryo menambahkan bahwa Launching Keberlanjutan Pemanfaatan Program Inherent yang dilaksanakan, Selasa (17/4) di MM UGM merupakan alur keberlanjutan dari kerjasama pengembangan kolaborasi di bidang pembelajaran dengan kampus UMY, UNY, UAD, ISTA Akprind dan USD dalam bentuk penandatanganan kerjasama yang dilakukan, September 2006 silam. (Humas UGM)
Universitas Gadjah Mada kembali mendapat kepercayaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Departemen Pendidikan Nasional. Kali ini kepercayaan tersebut diwujudkan dalam bentuk pemberian hibah program Program Inherent merupakan salah satu kegiatan untuk mendukung pencapaian rencana strategis jangka panjang dari Dikti, yang tertuang dalam dokumen Higher Education Long Term Strategy 2003-2010.
“Pak Bambang menjelaskan, UGM diundang oleh Ditjen Dikti untuk membuat proposal program K-1. Seperti diketahui, “Program-program kegiatan Inherent yang diajukan UGM akhirnya diterima sepenuhnya oleh Ditjen Dikti. Hal ini menunjukkan bahwa ada Sesuai dengan penjelasan dari Ditjen Dikti, yang tertuang dalam Panduan Penyusunan Proposal Pengembangan Sistem Aplikasi dan Kontent untuk Inherent, pembangunan infrastruktur jaringan saat ini sedang dilaksanakan. Pada tahap pertama, diharapkan jaringan ini akan menghubungkan 31 perguruan tinggi yang pada umumnya berada di ibu kota provinsi di Indonesia.
Dijelaskan pula oleh Pak Bambang bahwa pengadaan jaringan komputer ini bertujuan memberikan fasilitas kepada perguruan tinggi untuk membangun komunikasi dan berbagi akses digital material masing-masing. “Karena itu, untuk mempercepat pemanfaatan Inherent, Dikti memberikan hibah berbasis proposal atau kompetisi ke perguruan-perguruan tinggi agar melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan penggunaan Inherent,†paparnya.
Lantas adakah manfaat Inherent bagi warga UGM? Pak Bambang menjelaskan, selain memperluas jangkauan akses ke pendidikan tinggi di Indonesia, keterlibatan warga UGM dalam kegiatan yang berhubungan dengan Inherent akan mempertajam fokus pembelajaran pada hal-hal yang relevan dengan kebutuhan NKRI. Program Inherent ini diharapkan akan memperluas scope kegiatan pembelajaran, dari lingkungan kampus UGM ke seluruh Indonesia.
Seperti diketahui, telah beberapa semester UGM memanfaatkan sistem pembelajaran elektronis (e-learning) yang diberi nama “eLisa†untuk memperkaya proses pendidikan di kampus. “Diharapkan dengan pendanaan Inherent K-1, UGM dapat mempercepat transformasi materi yang telah terbangun di komunitas-komunitas e-learning “eLisa†ke dalam bentuk yang dapat dimanfaatkan masyarakat kampus di luar UGM,†kata Pak Bambang..
Selain itu, pendanaan Inherent K-1 ini juga diharapkan dapat meningkatkan kecepatan proses komputasi berbagai kegiatan penelitian di lingkungan UGM, pada level sedemikian rupa, sehingga dimungkinkan untuk dimanfaatkan oleh para peneliti di luar UGM.
Sebab, lanjut Pak Bambang, pada dasarnya jaringan kampus UGM yang terbangun telah siap mendukung program-program Inherent. Hal ini berarti pengembangan komunitas e-learning melalui “eLisa†memungkinkan peningkatan peran UGM pada program pendidikan nasional. “Kendala yang kita hadapi saat ini adalah tidak meratanya fasilitas akses di fakultas-fakultas. Kualitas jaringan komputer internal fakultas tidak sama satu dengan lainnya. Akibat langsung dari kendala ini adalah keterbiasaan para dosen dengan teknologi informasi dan komunikasi yang juga tidak merata,†ungkapnya.
Terlepas dari kendala yang ada, Pak Bambang meyakini keberhasilan pelaksanaan program ini. Keyakinan itu di antaranya dipicu oleh kenyataan bahwa tekanan dari lingkungan dengan secara nyata telah menunjukkan bahwa pendidikan tidak akan bisa berkembang tanpa penerapan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara penuh.
“Sedangkan faktor pendukung lainnya adalah keberadaan mahasiswa baru dari generasi yang telah menerima pendidikan TIK di SMA, SMP, atau bahkan SD,†katanya menutup perbincangan. (ida tungga)