Tim Inherent UGM meluncurkan produk software camp2share sebagai bentuk berbagi pengetahuan (sharing knowledge) kepada masyarakat akademis di Jogja dan Indonesia.
“Melaui program inherent, UGM akan memeperluas layanan penelitian dan pembelajaran pada lingkungan kampus di Yogyakarta. Jaringan ini akan menghubungkan 33 perguruan tinggi, yang sudah termasuk Universitas Terbuka (UT),†ungkap Prof. Dr. Sofian Effendi dalam acara Launching Pemanfaat Produk Sharing Knowledge Camp2share, Selasa (17/4) di Ruang Auditorium Magister Management UGM.
Kata Sofian, keinginan UGM dalam penguasaan IT telah menjadi indikator pokok untuk meraih rangking bergensi di level intrenasional oleh Webometrics.
Seperti diketahui, webometrics memeringkat Perguruan Tinggi (PT) atas dasar keunggulan dalam publikasi elektronik (e-publication) yang terdapat dalam domain web masing-masing PT, yang telah menempatkan UGM dalam 20 kelompok PT terunggul di Asia Tenggara, hanya 2 PT Indonesia berhasil masuk yaitu ITB yang berada pada peringkat 10 dan UGM pada peringkat 12. Dalam daftar 100 PT unggulan di Asia, kembali hanya ITB dan UGM yang berhasil masuk, masing-masing pada peringkat 73 dan 100.
“Thailand dengan 1/5 penduduk Indonesia mampu memasukkan 41 perguruan tingginya bisa masuk 100 besar Asia, sedangkan Indonesia dengan 2681 PT hanya memasukkan 14. Mudah-mudahan tahun depan ada tambahan dari DIY yang masuk peringkat Webometrics,†pinta Sofian.
Tambah Sofian, bandwitch akses internet di UGM sudah meningkat menjadi 28 Mbps, padahal tahun 2002 yang lalu baru 0,5 Mbps. Hal ini dilakukan untuk memudahkan mahasiswa untuk mengakses informasi dari sumbet-sumber yang tak terbatas.
Sedangkan Drs. Ida Fajar Priyanto, MA yang menjadi pembicara dalam talk show pemanfaatan produk Inherent, mengungkapkann bahwa pengguna e-library di UGM jumlahnya meningkat sangat tajam, dikarenakan melalui adanya inherent, pengunjung perpustakaan tidak direpotkan lagi membuat kartu perpustakaan.
“Cukup di depan komputer, tinggal berkunjung via internet,†papar Ida.
Tambah Ida, UGM telah mengembangkan perpustakaan hybrid, dengan melakukan pembangunan situs web interaktif, pembuatan database Union Catalog dan e-journal, dan penyediaan terminal-terminal untuk internet dan On –line Public Acces Catalog (OPAC), kata Kepala Perpustakaan UGM. Disamping meningkatkan koleksi buku teks, guna melayani kebutuhan akses para jurnal-jurnal ilmiah internasional.
Sementara itu, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D mengungkapkan program inherent merupakan salah satu sarana untuk membangun knowledge based economy.
“Dengan berbagi pengetahuan sebagai bentuk sharing kecerdasan kolektif untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia yang saat ini 105 juta hidup dalam kemiskinan,†papar Wakil Rektor Senior bidang Akademik UGM ini.
Ir. Djoko Luknanto, M.Sc., PhD yang menjadi salah satu nara sumber acara talk show, mengungkapkan bahwa e-learning milik UGM bisa diakses oleh orang di luar UGM bahkan oleh masayarakat Indonesia yang sudah terhubung koneksi ke 33 Perguruan Tinggi.
“Jika belum tersambung oleh jaringan inherent, masyarakat bisa langsung mengakses secara free lewat internet,†papar Djoko. (Humas UGM)