Layanan keuangan mikro adalah salah satu strategi yang digunakan untuk mengurangi kemiskinan. Model layanan keuangan mikro ini, telah berkembang dibeberapa negara di dunia dengan hasil yang cukup signifikan.
Kata Amelia Maika dan Eddy Kiswanti, lembaga keuangan mikro telah memberikan prioritas kepada kelompok masyarakat miskin, yang selama ini tidak tersentuh lembaga keuangan manapun. “Hal ini dimungkinkan, karena pemberian kredit melalui layanan keuangan mikro tidak membutuhkan persyaratan yang rumit, prosedur sederhana, bunga sangat rendah dan tanpa jaminan,†ujar Amelia, di Magister Studi Kebijakan UGM, Kamis, (26/4).
Kemudahan-kemudahan yang diberikan Lembaga Keuangan Mikro telah menarik kelompok masyarakat miskin, sekaligus memanfaatkannya. Sebagaimana Grameen Bank di Bangladesh, yang memprioritaskan perempuan sebagai nasabah.
Dalam seminar bulanan bertema “Pemberdayaan Perempuan Miskin Pada Usaha Kecil di Perdesaan Melalui Layanan Lembaga Keuangan Mikro (Grameen Bank)†yang diselenggarakan PSKK UGM ini, Amelia dan Eddy membuktikan bahwa pemberian bantuan kredit usaha bagi perempuan mampu meningkatkan kesejahteraan rumah tangga. Bahwa, peningkatan kesejahteraan ini dapat dilihat pada kenaikan pendapatan, peningkatan konsumsi makanan, termasuk pendidikan dan kesehatan anak.
“Selain itu, pemberian kredit kepada perempuan memiliki resiko lebih kecil. Artinya perempuan memiliki kecenderungan taat pada prosedur yang ditetapkan dalam hal pengembalian pinjaman. Berbeda dengan kaum laki-laki,†tambah kedua peneliti PSKK UGM ini.
Dari penelitian keduanya di Kecamatan Bayat, kabupaten Klaten, Jawa Tengah disimpulkan, bahwa perempuan dari rumah tangga miskin di daerah tersebut telah memanfaatkan jasa layanan keuangan mikro melalui kredit yang diberikan Yayasan Mitra Usaha mandiri (MUM). Kegiatan yang usaha yang mereka lakukan diantaranya adalah berdagang, misalnya menjual makanan kecil, warung kelontong, dan pedagang sayur keliling.
“Ada juga sebagai pengrajin termasuk buruh tenun dan batik serta membuat gerabah. Selain itu, hasil pinjaman kredit dipergunakan pula untuk beternak dan usaha lainnya seperti menjahit dan membuka usaha persewaan angkutan,†jelas Amelia dan Eddy.
Kata Amelia, kemudahan prosedur melakukan pinjaman menjadi salah satu alasan utama memanfaatkan kredit MUM. “Alasan lain, kelonggaran angsuran, dekat dengan lokasi dan adanya kebutuhan mendapatkan modal,†tukas peneliti di PSKK UGM ini.
Dari penelitiannnya, pemberian kredit ini memiliki dampak signifikan terhadap kehidupan keluarga miskin di Bayat. Yang utama adalah dampaknya terhadap perkembangan usaha.
“Besarnya pinjaman kredit bervariasi, tergantung pada kebutuhan riil masing-masing kelompok. Ternyata, tidak semua kelompok usaha mampu meningkatkan produktivitas kerja. Salah satu persoalan yang masih mereka rasakan adalah masalah pemasaran dan permodalan sebagai kendala. Hingga kini, jangkauan usaha mereka sebagian besar hanya mencakup wilayah desa dan kecamatan,†tandas Amelia. (Humas UGM)