• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Pancasila menjadi Filsafat dan Sumber Keilmuan bagi Pendidikan di Indonesia.

Pancasila menjadi Filsafat dan Sumber Keilmuan bagi Pendidikan di Indonesia.

  • 30 April 2007, 15:02 WIB
  • Oleh: Humas UGM
  • 8274
  • PDF Version

Selama ini masalah peradaban kurang menjadi perhatian, sampai saatnya kita terbentur dan merasakan bahwa ada sesuatu yang sedang mengancam. Sekarang ini sedang terjadi ancaman disintegrasi nilai-nilai dasar yang menjadi tumpuan peradaban bangsa. Kita patut risau karena disintegrasi peradaban pada dasarnya adalah awal perjalanan menuju disintegrasi bangsa itu sendiri. Tanpa peradaban, tidak akan ada sebuah bangsa.

Demikian pernyataan dari Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam sambutan pembukaan sarasehan peringatan Hari Pendidikan Nasional (30/4) di Balai senat UGM. Menurut Sultan, dunia pendidikan telah memberikan porsi yang besar untuk pengetahuan, tetapi melupakan pengembangan sikap, nilai dan prilaku dalam proses pembelajarannya. Dunia pendidikan terasa meremehkan mata pelajaran yang berkaitan dengan pembentukan karakter bangsa. Padahal pendidikan adalah sebuah proses “nggulawentah” (mendidik) dalam berkiprah pada aspek pembelajaran dan peradaban.

Kata Sri Sultan, peradaban harus didesain dengan kesadaran rencana, kebersamaan dan komitmen yang didasarkan atas nilai-nilai kehidupan yang bernas. “Melalui pendidikanlah, kita dapat berharap terwujudnya aspirasi kemerdekaan bangsa ini; mencerdaskan kehidupan bangsa. Kehidupan yang cerdas inilah yang patut menjadi dasar sebuah peradaban yang kokoh dan sehat,” ujarnya.

Tambah sultan, jika semula banyak orang mempercayai bahwa krisis yang dialami tidak lain dari krisis moneter, segera kita yakinkan bahwa yang kita alami ternyata krisis peradaban. Ketika bangsa-bangsa di dunia berkemas untuk memasuki masa depan, kita justru terjerat dalam pertikaian yang merupakan warisan sejarah masa lalu. Ketika bangsa-bangsa lain mendidik generasi muda bersiap menghadapi persaingan global, pendidikan kita mengajarkan “ilmu itu itu” juga, yang relevansinya diragukan.

Karenanya, Pancasila sebagai ideologi tebuka yang memungkinkan tumbuhnya nilai-nilai baru, harus terus menerus disegarkan dan dihidupkan, agar pancasila tetap mampu menjadi a living ideology dalam menjawab tantangan masa depan.

“Dengan landasan pancasila itu, maka pendidikan bangsa memperoleh landasan spiritual, moral dan etik, yang bersumber pada kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga sistem pendidikan mampu memberikan peradaban yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila,” jelasnya.

Sementara Prof Agus Dwiyanto, mengungkapkan bahwa selama ini filsafat barat telah menjadi acuan pendidikan ilmu pengetahuan yang dikembangkan di Indonesia, sebaliknya pancasila bukan menjadi salah satu referensi dalam mengembangkan teori-teori. Tegas Agus, sudah saatnya pancasila menjadi filsafat dan sumber keilmuan bagi pendidikan di Indonesia.

Sedangkan Dr Baedhowi dari staf ahli mendiknas, lebih menyoroti kurikulum dan media pembelajaran sebagai aspek penting dalam pendidikan. Ia menyarankan bahwa program Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan sekaligus mengubah paradigma pola pikir dan karakteristik serta identitas bangsa. (Humas UGM)

Berita Terkait

  • Fakutas Filsafat Jadi Pusat Pengembangan Karakter Mahasiswa

    Thursday,11 June 2020 - 8:42
  • Pancasila menjadi Filsafat dan Sumber Keilmuan bagi Pendidikan di Indonesia.

    Monday,30 April 2007 - 15:02
  • Fakultas Filsafat Terus Memperkuat Nilai-nilai ke-UGM-an

    Monday,08 May 2017 - 16:11
  • Kajian Filsafat Nusantara Masih Jadi Tantangan Bagi Fakultas Filsafat UGM

    Monday,20 August 2018 - 11:38
  • Mengembangkan Pancasila Sebagai Ilmu

    Tuesday,14 August 2018 - 15:26

Rilis Berita

  • Mahasiswa KKN UGM Gelar Festival Selayang Plumpang 19 August 2022
    Mahasiswa KKN UGM menggelar Festival Selayang Plumpang  sebagai ajang promosi budaya dan pen
    Ika
  • Gelanggang Expo 2022 “Sinergi dalam Kreasi” Resmi Dibuka 19 August 2022
    Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Gelanggang Expo (Gelex) 2022 dengan menghadirkan pameran
    Satria
  • Lima Mahasiswa UGM Berhasil Kembangkan Teknologi Untuk Tingkatkan Umur Simpan VCO 18 August 2022
    KWT Nira Lestari merupakan sebuah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang beralamat di Dusun Semen
    Agung
  • Mahasiswa UGM Kembangkan Aplikasi Deteksi Dini Stunting 18 August 2022
    Ika
  • Fakultas Filsafat UGM Gelar Perayaan Puncak Dies Natalis ke-55 18 August 2022
    Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada memperingati Dies Natalis ke-55, Kamis (18/8), di ruang
    Gusti

Agenda

  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual