Tiga hal yang melatar belakangi penelitian Ir Sugini MT terhadap “Model Kenyamanan Termal Termo Adaptif Psikologis Pada Ruang Dalam Bangunan di Yogyakartaâ€. Pertama, adanya dilema dalam dunia arsitektur berkaitan dengan pencapaian kenyamanan termal dalam desain dan issue penciptaan lingkungan yang berkelanjutan. Kedua, adalah adanya pergeseran paradigma dalam melihat kenyamanan termal. Paradigma kenyamanan termal telah bergerak dari termofisiologis hingga termo-adaptif-fisiologis, sampai pada paradigma terbaru yaitu termo-adaptif-psikologis.
“Ketiga, adalah perlu dikembangkannya pendekatan model-model indeks kenyamanan termal baru dengan cara pandang yang berbeda,†ujarnya.
Dari penelitian Sugini di tujuh unit pada bangunan Rektorat UII, pabrik Mataram Tunggal Garment, Arsitektur UGM, FTSP UII, Kantor Pusat UGM dan Psikologi UGM, promovenda mengajukan strategi pemecahan masalah melalui pencarian model indeks baru dengan mengembangkan PMV, yaitu pencarian pola perbedaan PMV dengan hasil voting riel di lapangan. Bahwa penelitian ini sekaligus mengidentifikasi parameter-parameter variable perbedaan-perbedaan psikologis individual yang menentukan pola perbedaan tersebut.
Demikian disampaikan dosen Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia saat ujian terbuka program doktor, di Sekolah Pascasarjana UGM, Selasa, (1/5). Dengan bertindak selaku promotor Prof Dr Ir Achmad Djunaedi MUP dan ko-promotor Ir Jatmika Adi Suryabrata MSc PhD serta Dr Sugiyanto.
Sugini berkesimpulan, ada peluang untuk menaikkan rentang suhu nyaman standar pada ruang berAC sebesar 0,53 PMV atau setara dengan 2,968 derajat C dari standar termal netral PMV=0 atau setara dengan 25,62 derajat C pada kelembaban 54,48% dan tmrt 24,04 derajat C serta kecepatan angina 0,016m/dt. “Kenaikan standar ini akan berakibat pada penurunan 29,68% konsumsi energi operasional untuk penghawaan bangunan atau 14,84% konsumsi energi rumah tangga dan 8,904% biaya operasional kantor,†tandas Sugini.
Selain berhasil menemukan rentang nyaman termal dalam lingkup populasi dan implikasi pada pengembangan standar praktis serta dampaknya pada penghematan energi, desertasi Sugini menemukan pula implikasi teori-teori adaptif dan eksistensi paradigma termo adaptif psikologis dalam studi kenyamanan termal dalam dunia arsitektur.
Dari ujiannya, perempuan kelahiran Bandung 5 April 1964 ini, dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude, dan meraih gelar doktor Bidang Ilmu Teknik Arsitektur UGM. (Humas UGM)