Sebanyak 37 mahasiwa asing dari berbagai belahan dunia belajar strategi mitigasi bencana di UGM. Mereka mempelajari strategi pengurangan risiko bencana berbasis ekosistem dalam kegiatan Summer Course Ecosystem-based Disaster Risk Reduction (Eco-DDR) 2017 yang diselenggarakan Fakultas Geografi UGM.
Dalam kegiatan yang berlangsung selama 2 minggu pada 14-25 Agustus 2017 tersebut diikuti 37 mahasiswa asing tingkat sarjana dan pascasarjana dari 13 negara di dunia. Beberapa diantaranya adalah Yaman, Maroko, Tajikistan, India, Malaysia, Jepang, Perancis, Brasil, Swedia, Irlandia, Polandia, Belanda dan Indonesia.
Dekan Fakultas Geografi UGM, Prof. Dr.rer.nat. Muh Aris Marfai, menyampaikan bahwa Fakultas Geografi UGM telah lama terlibat dalam upaya pengurangan risiko bencana berbasis ekosistem (Eco-DDR). Kegiatan summer course ini merupakan salah satu wujud pengurangan risiko bencana dan bentuk dukungan pencapaian pembangunan berkelanjutan (SDGs).
“Semoga melalui forum ini bisa menjadi wahana bagi para peserta untuk berbagi informasi dan pengalaman dalam upaya pengurangan risiko bencana,” katanya saat membuka Summer Course, Senin (14/8) di kampus setempat.
Sebelumnya, Koordinator kegiatan, Dr. Dyah Rahmawati Hizbaron, M.Sc., MT., menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki kerawanan bencana alam yang tergolong tinggi. Oleh karena itu, upaya menyusun strategi mitigasi bencana yang terintegrasi dalam penggurangan risiko bencana berbasis ekosistem perlu dikembangkan, salah satunya melalui kegiatan summer course ini.
Penyelenggaraan program summer course di Fakultas Geografi, disebutkan Dyah, merupakan salah satu bagian dalam upaya pengembangan Eco-DDR dengan menjali kerja sama dengan Center of Natural Resource and Development (CNRD). Pengembangan konsep Eco-DDR telah dilaksanakan dalam beberapa tahun terakhir bersama dengan universitas lain di berbagai negara.
“Harapannya lewat kegiatan ini bisa mengerucut pada pengembangan pusat unggulan ilmu kebencanaan yang berbasis ekosistem di Indonesia. Nantinya, menjadi batu loncatan mencapai keunggulan bidang ilmu di level internasional sebagai living laboratory for disaster studies,” paparnya.
Kegiatan menghadirkan sejumlah pakar di bidang pengurangan risiko bencana berbasis ekosistem dari dalam dan luar negeri, seperti Prof. Dr. Franck Lavigne (Université Paris 1 Panthéon-Sorbone), Dr. Seca Gandaseca (University Putra Malaysia), Prof. Dr. Sunil Kumar De (International Association fo Geomorphologist), Prof. Dr. Katsuki Umeda (Chiba University, Jepang). Berikutnya, Dr. Muna Sarimin (University of Technology MARA, Malaysia), Dr. Puji Pujiono (UN-ESCAP / E-Pujiono Learning Center), Dr. Passanan Assaravak dan Dr. Piyapong Janmaimool (King Mongkut’s University of Technology Thonburi, Thailand), Dr. Herry Yogaswara (LIPI), Dr. Suko Prayitno Adi (STMKG), serta Danang Samsurizal, M.T (BPBD DIY).
Dalam kesempatan tersebut, turut menghadirkan Prof. Sunil Kumar De (International Association of Geomorphologists) untuk memberikan kuliah umum tentang kebencanaan. Dalam kegiatan summer course ini, para peserta tidak hanya mengikuti kuliah dan disuksi di kelas terkait teori kebencanaan. Namun, juga akan melakukan kegiatan dan praktikum secara langsung di lapangan. (Humas UGM/Ika)