
Berbicara ketahanan di bidang kesehatan maka akan sangat terlihat manakala terjadi bencana (disaster). Entah di saat terjadi bencana alam ataupun bencana akibat ulah manusia.
“Jika tidak bagus ketahananya maka akan bisa lama pemulihannya,” ujar Prof. dr, Laksono Trisnantoro, M.Sc., M.Sc, di ruang Multimedia, Selasa (15/8) saat menjadi pembicara Public Lecture rangkaian penyelenggaraan ke-9 DREaM Summer Program yang digelar Kantor Urusan Internasional UGM.
Menurut Laksono Trisnantoro, kasus gempa bumi yang terjadi di Bantul pada 27 Mei 2006 menjadi contoh baik penanganan ketahanan bidang kesehatan. Pemulihan di bidang kesehatan pada saat itu dinilai sangat cepat dan tidak menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat.
Laksono Trisnantoro menuturkan ada ilmu yang harus dipelajari agar penanganan ketahanan dan pemulihan kesehatan berlangsung dengan segera dan baik sehingga bagi mahasiswa-mahasiswa dari luar negeri perlu belajar tentang hal ini.
“Semuanya bisa dipelajari, harus ada rencananya yaitu rencana untuk pengembangan bagaimana motivasi orang bisa digalang dan mengoordinasi. Itu semua tidak mudah, ada teorinya. Kita tidak bisa memikir sesuatu yang kompleks, apalagi di masa bencana itu hanya mengandalkan insting atau improvisasi saja. Semua harus berbasis pengetahuan,” katanya.
Kasus penanganan kesehatan pada gempa bumi di Bantul, kata Laksono, memakai dasar ilmu pengetahuan yang benar. Hal tersebut juga tidak lepas dari pengalaman-pengalaman penanganan bencana sebelumnya seperti di Aceh.
“Jadi, itu ada ilmu untuk mengelola saat bencana. Penanganan pemulihan kesehatan kasus gempa di Bantul merupakan yang paling bagus karena sangat cepat dilakukan,” tandas Laksono di hadapan 35 mahasiswa asing peserta DREaM Summer Program ke-9.
Lola Lukytasari selaku koordinator peserta menambahkan kegiatan DREaM Summer Program merupakan acara tahunan yang diselenggarakan Kantor Urusan Internasional UGM. Kantor Urusan Internasional UGM mengundang mahasiswa internasional untuk mengikuti program internasional yang berlangsung selama 2 minggu di UGM.
Sejumlah kegiatan digelar, diantaranya kuliah umum, lokakarya dan rencana aksi serta KKN . Selain itu, mereka juga akan magang di tiga institusi, yaitu di BPD DIY, BMKG, dan Taman Nasional Gunung Merapi.
“Lokakarya rencana aksi adalah kegiatan untuk mempersiapkan para mahasiswa asing sebelum terjun KKN. Mereka pun juga akan belajar budaya dengan melakukan kunjungan lokasi ke Kraton, Taman Sari, Prambanan dan Merapi,” ujar Lola Lukytasari. (Humas UGM/ Agung)