Merica hitam (Piper nigrum L) merupakan salah satu jenis tanaman yang biasa digunakan sebagai bumbu dapur. Tak hanya dipakai untuk menguatkan rasa makanan, merica hitam kerap dimanfaatkan sebagai bahan dalam obat atau jamu tradisional yang dikembangkan masyarakat Indonesia.
Dalam merica hitan mengandung bahan aktif utama yaitu piperin yang terbukti memiliki aktivitas antioksidan dan efek farmakologis yang dapat mencegah kerusakan hati atau hepatoprotektif. Selain itu merica hitam juga dapat menghambat pertumbuhan tumor.
“Merica hitam mempunyai kandungan piperin sekitar 32 persen. Senyawa ini bersifat antioksidan dan mampu menetralkan radikal bebas,” jelas Ummi Maryam Zulfin, mahasiswa Fakultas Farmasi UGM, Rabu (16/8) di UGM.
Melihat potensi merica hitam sebagai agen antigenotoksik atau penghambat kerusakan gen manusia, Ummi bersama dengan keempat temannya dari Fakultas Farmasi UGM melakukan penelitian lebih mendalam terkait potensi merica hitam untuk mencegah kerusakan DNA. Penelitian dilakukan bersama Dian Saputri, Anisa Fauzia Ahsani, Ragil Anang Santoso, serta Nur Fitra Sari di bawah bimbingan Prof. Dr. Dra. Ediati, S.E., Apt.
Penelitian dilakukan menggunakan sel CHO-K1, yaitu sel ovarium hamster sebagai pemodelan sel untuk pengamatan genotoksisitas. Sementara untuk pengujian menggunakan metode uji spesifik CBMN (Cytokinesis Block Micronuclei) assay untuk melihat adanya mikronukleus sebagai salah satu indikator kerusakan genetik. Sedangkn sampel yang diuji berupa ekstrak etanolik merica hitam (EMH) yang diperoleh dengan metode maserasi.
Dalam pengujian secara in vitro, diketahui bahwa pemberian EMH yang dikombinasikan dengan obat kemoterapi doxorubicin dapat meningkatkan sitotoksisitas pada sel. Sedangkan melalui CBMN assay, menunjukkan pemberian EMH pada sel tidak menunjukkan pembentukan mikronukleus.
“Hal ini menunjukkan bahwa EMH berpotensi sebagai agen antigenotoksik pada sel,” terangnya
Hasil ini diperkuat dengan hasil pengujian kandungan radikal bebas intraseluler.Hasil uji mencatat bahwa pemberian EMH mampu menurunkan jumlah radikal bebas dalam sel.
“Penelitian ini membuktikan adanya potensi ekstrak merica hitam untuk meningkatkan efektivitas doxorubicin, sehingga dapat dikembangkan sebagai agen ko-kemoterapi doxorubicin sebagai alternatif pengobatan kanker,” paparnya. (Humas UGM/Ika)