
Perkembangan yang cepat dalam dunia pendidikan tinggi, terutama di bidang Geografi dan Pendidikan Geografi perlu direspon dengan baik. Perkembangan tersebut meliputi perkembangan program studi, kurikulum, perkembangan tuntutan kebutuhan peran dan perkembangan dunia industri bidang Informasi Geospasial.
Prof. Aris Junaedi, DVM., Ph.D, Direktur Penjaminan Mutu, Kemenristekdikti mengatakan terkait perkembangan cepat Bidang Geografi maka yang terpenting adalah bagaimana para civitas akademika mampu membangun budaya mutu. Sebab dengan budaya mutu yang terbangun dipastikan para insan-insan pendidikan jarang sekali membicarakan soal akreditasi.
“Intinya membangun budaya mutu. Budaya mutu dilakukan dengan menetapkan standar. Jika standar dilaksanakan dengan baik, syukur-syukur bisa ditingkatkan maka akan terjadi continous quality”, katanya di Fakultas Geografi UGM, Jum’at (18/8) pada Lokakarya Nasional Forum Komunikasi Pimpinan Perguruan Tinggi Bidang Ilmu Geografi dan Pendidikan Geografi Se-Indonesia.
Aris Junaedi berharap mereka yang berkecimpung pada komunitas pendidikan atau civitas akademika jangan hanya menjalankan guide line yang sudah ada. Namun, bagaimana berupaya mencari terobosan dan fokus pada mutu.
Dengan begitu, kata Aris Junaedi, akan membentuk pola perilaku yang berdampak pada pola pikir. Dengan demikian di seluruh civitas akademika dan seluruh komunitas akademik terbentuk pola sikap, sehingga budaya mutu yang diharapkan betul-betul terbangun.
“Di Australia, hal seperti itu sudah paham sekali. Disana jarang sekali membicarakan akreditasi, karena budaya mutunya sudah terbangun sedemikian rupa sehingga persaingan antar institusi berebut menjadi world class. Makanya meski ongkos tinggi dan ongkos living cost juga tinggi, namun internasional students luar biasa yang datang kesana”, tutur Aris Junaedi.
Lokakarya Nasional Forum Komunikasi Pimpinan Perguruan Tinggi Bidang Ilmu Geografi dan Pendidikan Geografi Se-Indonesia merupakan kegiatan yang mempertemukan para pimpinan lembaga pendidikan tinggi di bidang ilmu geografi maupun pendidikan geografi di Indonesia. Untuk yang perdana, ini diikuti 70 peserta dari 37 universitas dan 45 diantaranya adalah pimpinan unit dari fakultas/ departemen/ jurusan/ program studi Bidang Geografi dan Pendidikan Geografi.
Sejumlah pembicara hadir diantaranya Prof. Dr. Hartono, DEA., DESS, Ketua Ikatan Geografi Indonesia dan Dr. Muhammad Dimyati, M.Sc, Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristkdikti. Hadir pula Dr. Eko Kusratmoko (Ketua Departemen Geografi UI), Prof. Dr. Enok Maryani, M.S (Guru Besar Pendidikan Geografi UPI Bandung), Drs. Priyono, M.Si (Dekan Fakultas Geografi UMS Solo) dan Dr. Suprajaka, M.T (Kepala Pusay SKIG BIG).
Prof. Dr. Muh Aris Marfai, M.Sc, Dekan Fakultas Geografi UGM mengatakan Pertemuan Forum Komunikasi Pimpinan Perguruan Tinggi Bidang Ilmu Geografi dan Pendidikan Geografi Se-Indonesia membahas beberapa agenda, diantaranya terkait topik reformulasi nama program studi yang ada di Indonesia. Selain itu, membahas pula soal kerjasama pengembangan pendidikan tinggi, baik dari aspek pengembangan kurikulum, kerjasama pengembangan laboratorium, kolaborasi riset hingga profesi geografi. (Humas UGM/ Agung)