• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Tekan Angka Bunuh Diri, Kenali Faktor Pemicu dan Tanda-tandanya

Tekan Angka Bunuh Diri, Kenali Faktor Pemicu dan Tanda-tandanya

  • 22 Agustus 2017, 16:01 WIB
  • Oleh: Ika
  • 5948
Tekan Angka Bunuh Diri, Kenali Faktor Pemicu dan Tanda-tandanya.

Kasus bunuh diri banyak terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Sebut saja aksi bunuh diri yang dilakukan vokalis Linkin Park Chester Bennington belum lama ini membuat heboh masyarakat dunia.

Maraknya tindakan bunuh diri ini perlu diwaspadai dan menjadi perhatian bersama agar tidak semakin meluas dan meningkat. Data WHO 2016 mencatat pada tahun 2012 terdapat 800.000 orang bunuh diri setiap tahunnya di berbagai belahan dunia. Angka bunuh diri tertinggi terjadi di Korea Selatan yaitu 36,8 dari 100.000 penduduk. Sementara di Indonesia kasus bunuh diri sebesar 3,7 per 100.000 penduduk yang menempatkan Indonesia pada urutan 114 dunia.

Ahli Kedokteran Jiwa dari UGM, Dr.dr. Carla Raymondalexas Marchira, Sp.KJ (K)., menyebutkan bahwa bunuh diri dipengaruhi oleh berbagai macam hal. Salah satunya adalah aspek budaya seperti budaya kekeluargaan, distorsi budaya, transisi budaya, serta sosial ekonomi. Disamping itu, bunuh diri juga dipengaruhi oleh aspek genetika yang dalam diri seseorang memiliki gen pembawa bunuh diri.

“Aspek psikologi-psikiatri juga membawa pengaruh besar. Misalnya, dperesi, skizofrenia, dan kepribadian dapat menjadi pemicu tindakan bunuh diri,” jelasnya dalam Talkshow bertajuk Fenomena Bunuh Diri: Aspek Psikiatri dan Psikologi di Fakultas Kedokteran UGM, Selasa (22/8).

Carla menyebutkan masyarakat dapat turut andil dalam upaya mencegah bunuh diri dengan  mengenali tanda-tanda, faktor risiko, dan orang yang berpotensi melakukan bunuh diri . Faktor risiko bunuh diri meliputi banyak hal seperti menanggur, bercerai, bulliying, banyak konflik, terisolasi secara sosial, mengalami pelecehan seksual, memiliki riwayat mutilasi, serta mempunyai riwayat orang tua depresi. Sementara tanda-tanda orang yang akan melakukan bunuh diri  bisanya sering menangis, merasa sedih, gelisah, mudah tersinggung, bingung, serta fanatik pada agama.

“Bunuh diri ini merupakan kombinasi yang cukup komplek,” tuturnya.

Berbagai upaya pencegahan dapat dilakukan untuk meminimalisir kejadian bunuh diri. Pencegahan primer dilakukan untuk mencegah seseorang melakukan bunuh diri sebelum timbul niat bunuh diri dengan memperhatikan faktor risiko yang dimiliki. Selanjutnya, pencegahan skunder melalui deteksi dini dan terapi yang tepat pada orang yang pernah melakukan percobaan bunuh diri.

“Misalnya saja menyingkirkan barang-barang yang bisa digunakan untuk bunuh diri. Kalau memang perlu, ada pengawasan secara total. Sementara pencegahan tersier dilakukan untuk mencegah berulangnya proses bunuh diri,” tutur Clara.

Sementara Ahli psikologi Klinis UGM, Dra. Sumarni, M.Kes., menyampaikan untuk mencegah niat maupun tindakan bunuh diri dapat dilakukan dengan memperkuat imunitas kepribadian. Pasalnya, salah satu faktor upaya percobaan bunuh diri berasal dari keberanian individu untuk melakukan tindkaan bunuh diri.

Sumarmi menekankan pentingnya membangun kelekatan dalam keluarga khsusunya ibu untuk anak usia 0-18. Hal ini  penting dilakukan karena jika di awal kehidupan tercipta ketenangan sehingga tidak rentan mengalami gangguan jiwa.

“Kalau mental sehat akan hidup dengan baik dan optimis, ettapi kalau mental tidak sehat akan cenderung sedih, mudah was-was, dan mudah bunuh diri,” pungkasnya. (Humas UGM/Ika)

 

Berita Terkait

  • Kepedulian Masyarakat Bisa Cegah Bunuh Diri

    Wednesday,09 September 2020 - 17:18
  • Mengungkap Makna Simbolik Pulung Gantung

    Tuesday,19 July 2016 - 13:03
  • Kekuatan Geser Konektor Pengaruhi Kekuatan Balok Komposit Bambu Laminasi

    Wednesday,19 August 2015 - 14:41
  • Pengingkaran Kontrak Psikologis Picu Perilaku Kerja Kontraproduktif

    Monday,27 April 2015 - 15:38
  • Kesehatan Mental Penting Untuk Mewujudkan Kesejahteraan

    Thursday,10 October 2019 - 16:07

Rilis Berita

  • Dosen Perikanan UGM Murwantoko Dikukuhkan sebagai Guru Besar 21 March 2023
    Dosen Departemen Perikanan, Prof. Dr. Ir. Murwantoko, M.Si., dikukuhkan sebagai G
    Gloria
  • Komunitas Mahasiswa Hindu UGM Ikuti Tawur Agung di Candi Prambanan 21 March 2023
    Mahasiswa UGM yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Komunitas Mahasiswa Hindu Dharma (UKM
    Ika
  • 40 UMKM Mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan Produk 21 March 2023
    Sebanyak 40 pelaku UMKM mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan
    Agung
  • UGM Kembangkan Aplikasi TOMO Untuk Penanganan Tuberkulosis Resisten Obat 21 March 2023
    Penyakit tuberkulosis (TB) masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Dalam lapora
    Ika
  • Entrepreneur di Bidang Peternakan Masih Minim 21 March 2023
    Meski masih terbuka lebar Indonesia masih kekurangan entrepreneur di bidang peternakan. Data Bada
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual