Diabetes merupakan penyakit yang sudah tak asing lagi di masyarakat luas. Tingginya kadar gula darah merupakan penyebab utama munculnya penyakit ini. Penyakit Diabetes mellitus tipe 2 disebabkan karena faktor pola makan dan umumnya terjadi pada kondisi obesitas akibat konsumsi makanan dengan kadar indek glikemik tinggi. Salah satu terapi potensial yang dikembangkan baru-baru ini adalah pemberian probiotik untuk mengembalikan keseimbangan mikrobiota pencernaan dan menurunkan resistensi insulin.
Empat orang mahasiswa FKH UGM yaitu Dion Adiriesta Dewananda, Riesna Martianasari, Moh. Hafidz Farichul Amin, Mulya Fitranda dan Hafidh Shofwan Maajid dari Fakultas Peternakan mencoba memanfaatkan lebah madu hutan (Apis dorsata) sebagai terapi probiotik untuk menekan kadar gula dalam darah pada penderita diebetes.”Produknya kami buat dalam bentuk yoghurt,” kata Dion, salah satu anggota tim peneliti dalam rilisnya yang dikirim ke wartawan, Rabu (23/8).
Alasan kelima mahasiswa ini memilih lebah madu untuk obat anti diabetes menurut Dion dikarenakan pada perut lebah madu hutan terdapat bakteri Lactobacillus plantarum yang diketahui bersifat antibakterial, antihiperglikemia, antihipertensi dan antistringent. Pemanfaatan jenis bakteri dari perut lebah madu ini kemduian digunakan sebagai starter untuk memfermentasi susu agar menjadi yoghurt. Untuk percobaan, mereka melakukan uji coba laboratirium dengan memberikan pada pada selompok tikus perlakuan yang dilakukan di Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada, hasilnya diketahui yoghurt yang mengandung prebiotik dari kelah madu tersebut terbukti mampu menurunkan kadar gula darah dan meredakan adiksi gula. “Terbukti mampu menurunkan kadar gula darah dan meredakan adiksi gula secara signifikan,” paparnya
Dikatakan Dion, tim mereka menyimpulkan menurunnya kadar gula darah dan meredanya adiksi terhadap gula disebabkan oleh symbiont hasil metabolisme Lactobacillus plantarum berupa protein lactoferrin, glucolicin, lipicinid, dorsitin, dan apiricin yang mampu meredam patogenesis diabetes. Adapun sediaan dalam bentuk minuman probiotik yoghurt ini diharapkan mampu menjadi terobosan inovasi baru pengganti obat-obatan diabetes pada umumnya dengan daya tarik masyarakat yang lebih tinggi karena keramahan bentuk sediaannya yang sudah dikenal masyarakat secara luas. (Humas UGM/Gusti Grehenson)