Keluarga Pecinta Alam Sastra (KAPALASASTRA) FIB UGM akan melaksanakan salah satu agenda besarnya tahun ini yakni Ekspedisi Sungai Brantas Kapalasastra UGM 2107. Diikuti oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya dari berbagai prodi antara lain Arkeologi, Antropologi, Sejarah, dan Sastra, ekspedisi tersebut bertujuan untuk menggali potensi sejarah dan budaya disekitar wilayah Sungai Brantas. Ekspedisi akan dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober – 5 November 2017 di sepanjang Sungai Brantas yang melewati Kabupaten Blitar, Tulungagung, Kediri, Jombang, Mojokerto, Gresik, dan Sidoarjo.
Pada pelaksanaan ekspedisi, tim ekspedisi nantinya akan dibagi menjadi dua. Tim pertama berjumlah empat orang akan melakukan pengarungan menggunakan perahu yang terbuat dari bahan foam. Sedangkan tim kedua yang berjumlah delapan orang akan masuk ke area perkampungan masyarakat untuk meneliti budaya masyarakat sekitar berkaitan dengan Sungai Brantas. Ada tiga perahu yang nantinya akan digunakan dengan kapasitas dua orang tiap perahu, tugas mereka adalah mendokumentasikan kondisi lingkungan dan kegiatan masyarakat sepanjang sungai.
Sungai Brantas dikenal akan sejarahnya yang berkaitan dengan Kerajaan Majapahit, Kerajaan Kediri, dan Kerajaan Kahuripan. Pada masa kerajaan tersebut Sungai Brantas memiliki peran vital dalam berbagai bidang ekonomi, politik, dan agama. Hal tersebut terbukti dari berbagai keterangan prasasti dan catatan sejarah Cina, dikatakan bahwa pada masa itu Sungai Brantas merupakan jalur perdagangan yang ramai.
Kegiatan ekspedisi ini menjadi sarana bagi anggota KAPALASASTRA UGM untuk melatih dan mengaplikasikan keterampilan serta ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan agar lebih bermanfaat untuk masyarakat. Hammam Aulia, selaku Ketua KAPALASASTRA mengatakan bahwa rencananya akan rutin mengadakan ekpedisi tiap tahunnya sebagai media belajar bagi mahasiswa dan bentuk kontribusi untuk masyarakat . “Lewat kajian terhadap budaya ini diharapkan masyarakat bisa lebih menjaga dan melestarikan lingkungan serta kekayaan budaya yang ada di sepanjang Sungai Brantas”, ungkap Nurdin selaku ketua Ekspedisi.