Angka melek aksara (Literacy) merupakan komponen penentu dalam indeks pengembangan manusia (Human Development Index) bagi sebuah negara. Indonesia dengan angka buta aksara 9,5% (>15 juta penduduk) telah bertekad untuk memberantas buta aksara dan menurunkan angka buta aksara hingga 5% pada tahun 2009. Hal ini berarti selama 3 tahun mendatang sekitar 7,5 juta penduduk telah melek aksara. Berdasarkan data BPS setiap tahunnya pemerintah hanya mampu memberantas buta aksara antara 150.000 รขโฌโ 200.000 orang. Apabila tidak dilakukan suatu terobosan dalam pelaksanaan pemberantasan buta aksara maka dibutuhkan sekitar 12,5 tahun untuk mencapai angka buta aksara 5%.
Sebagai suatu materi pembelajaran, Kuliah Kerja Nyata (KKN) telah lama diselenggarakan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) dan universitas-universitas lain di Indonesia. UGM telah dikenal sebagai universitas perintis dan pelopor kegiatan KKN di Indonesia. Karena dipandang begitu penting, KKN disajikan sebagai mata kuliah wajib bagi mahasiswa program Strata 1 (S-1). Dengan demikian KKN menjadi salah satu persyaratan untuk menjadi sarjana lulusan sejumlah besar Perguruan Tinggi (PT) di negeri ini. Hanya sejumlah kecil PT Indonesia yang tidak mewajibkan KKN. Karena telah lama diselenggarakan dan dapat dianggap telah menjadi rutinitas, misi pendidikan dibalik penyelenggaraan KKN itu tidak mudah dihayati oleh mahasiswa, bahkan oleh dosennya sekalipun. Agar pembelajaran yang begitu penting tersebut tetap relevan, haruslah dipastikan bahwa misi yang tersirat dibalik penyelenggaraan KKN tersebut tetap bisa tercapai secara optimal tanpa ketinggalan konteks meskipun dalam keadaan darurat sekalipun akibat adanya dinamika perubahan yang cepat dalam masyarakat di luar dinding kampus.
Untuk itulah sebagai kepedulian sivitas akademika UGM terhadap masalah Pemberantasan Buta Aksara, maka Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UGM bersama dengan 23 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Jawa mengadakan Pertemuan Koordinasi Pemberantasan Buta Aksara melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata. Dalam rangka mempercepat langkah pemberantasan buta aksara (PBA), sejumlah perguruan tinggi tersebut telah menyatakan kesediaannya untuk berpartisipasi dalam program pemberantasan buta aksara melalui Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di daerah dengan ranking buta aksara buruk (tinggi). Program yang akan diselenggarakan meliputi Pemberantasan Buta Aksara Tingkat Dasar (SUKMA I) bagi warga belajar baru dan Pemberantasan Buta Aksara Tingkat Lanjutan (SUKMA II) bagi warga belajar yang telah mendapatkan SUKMA I. Dalam kaitan ini, dinilai sangat penting dan menentukan adanya tukar informasi dan koordinasi di antara perguruan tinggi pelaksana PBA melalui kegiatan KKN sehingga program pemberdayaan masyarakat yang menjadi salah satu dharma perguruan tinggi tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, efisien, dan efektif.
Kegiatan Koordinasi Nasional Pelaksanaan KKN Pemberantasan Buta Aksara ini diselenggarakan di Wisma MM UGM Jl. Colombo 1 Yogyakarta pada tanggal 11–13 Mei 2007. Dalam Rakornas ini akan dibuka oleh Wakil Rektor Senior Bidang Akademik, Prof. Dr. Ir. Sudjarwadi, M.Eng. dan sebagai Keynote speech dari Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (WR PPkM), Prof. Dr. Retno S. Sudibyo, MSc., Apt yang menyampaikan materi Peran Perguruan Tinggi dalam Pemberdayaan Masyarakat. Selain itu juga disampaikan mengenai Perubahan Paradigma KKN PPM UGM oleh Prof. Dr.-Tech. Ir. Danang Parikesit, MSc (Ketua LPPM UGM). Setiap perguruan tinggi dalam acara ini diminta untuk mempresentasikan rencana kegiatan PBA di masing-masing perguruan tingginya melalui KKN yang dikelola terutama menyangkut persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut kegiatan. Persiapan meliputi waktu, lokasi, perizinan, pendataan warga belajar dan calon tutor lokal, pembekalan mahasiswa. Pelaksanaan meliputi penerjunan dan penarikan mahasiswa, proses pembelajaran, penyelenggaraan ujian dan pengesahan hasil belajar, monitoring, dan evaluasi kegiatan PBA melalui KKN serta tindak lanjut kegiatan KKN itu sendiri.
Tujuan diselenggarakannya kegiatan ini adalah sebagai langkah Koordinasi antara UGM sebagai Perguruan Tinggi Pembina KKN Pemberantasan Buta Aksara (PBA) dengan perguruan-perguruan tinggi lainnya di Jawa; untuk mendapatkan informasi mengenai persiapan dan pelaksanaan Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Aksara yang dikelola oleh perguruan tinggi melalui Kuliah Kerja Nyata; mengadakan koordinasi menyangkut persiapan, pelaksanaan dan tindaklanjut kegiatan Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Aksara melalui Kuliah Kerja Nyata.
Kegiatan Pemberantasan Buta Aksara (PBA) melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) di UGM ini merupakan kerjasama antara Direktorat Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Departemen Pendidikan Nasional dan Perguruan Tinggi yang telah berlangsung sejak 2006 dan memberi hasil pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat yang sangat menggembirakan, baik bagi perguruan tinggi maupun masyarakat. Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai salah satu di antara perguruan tinggi yang merespon kegiatan tersebut akan melaksanakan kegiatan KKN Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat PBA di 46 kabupaten dengan melibatkan 828 mahasiswa dengan target sebanyak 12.000 warga belajar yang akan dididik dan dientaskan melalui program KKN PBA ini.
Diharapkan dengan dilaksanakannya kegiatan ini didapatkan peta lokasi pemberantasan buta aksara oleh perguruan tinggi melalui kegiatan KKN; pelaksanaan kegiatan pemberantasan buta aksara yang lancar, efektif dan efisien; dan pada akhirnya dapat membantu mempercepat program pengentasan Buta Aksara di Indonesia.
Yogyakarta, 12 Mei 2007
Sekretaris LPPM UGM
Dr. R. Wisnu Nurcahyo