• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Pakar Geografi UGM Merekomendasikan Pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan Selatan

Pakar Geografi UGM Merekomendasikan Pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan Selatan

  • 30 Agustus 2017, 15:41 WIB
  • Oleh: Ika
  • 23266
Pakar Geografi UGM Ajukan Rekomendasi Pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan Selatan

Wacana pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Palangkaraya kembali menguat. Pakar pembangunan wilayah UGM, Dr. Lutfi Mutaali, M.T., menyebutkan daerah yang dipilih menjadi ibu kota negara nantinya sebaiknya merupakan daerah atau kota yang memiliki keterbukaan wilayah yang tinggi, terutama yang  berada di alur laut kepulauan Indonesia.

“Sebaiknya dipilih yang memilki keterbukaan wilayah tinggi, terutama di jalur laut. Kalau Palangkaraya inklusivitas wilayahnya cenderung tertutup,” jelasnya dalam seminar “Kemana Ibu Kota Negara Indonesia akan Dipindah” di Fakultas Geografi UGM, Rabu (30/8).

Selain inklusivitas fisik yang tinggi, Lutfi mengatakan kota yang akan dipilih sebaiknya juga mempunyai inklusivitas sosial tinggi. Inklusivitas tinggi ditandai dengan keterbukaan terhadap perubahan yang terlihat pada masyarakat homogen.

Dari kedua kriteria tersebut, Lutfi merekomendasikan ibu kota negara di di Provinsi Kalimantan Selatan. Kabupaten tersebut dinilai memiliki keterbukaan fisik dan sosial yang tinggi dibandingkan dengan Palangkaraya maupun kota lainnya di Pulau Kalimantan.

Sedangkan Pakar Geomorfologi UGM, Prof.Dr.rer.nat. Junun Sartohadi, M.Sc., menambahkan pemilihan ibu kota baru hendaknya juga harus memperhatikan risiko bencana di masa depan. Daerah yang dipilih sebaiknya adalah kota atau kabupaten yang memilki risiko bencana rendah.

Pulau Kalimantan dipandang tepat untuk dipilih sebagai tujuan pemindahan ibu kota negara karena relatif aman dari bencana geofisik, seperti gempa maupun letusan gunung berapi. Namun demikian, dikatakan Junun, terdapat beberapa wilayah lain seperti Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah yang sebagian besar wilayahnya merupakan lahan gambut rentan terhadap bencana kebakaran.

“Kalau dari analisis risiko bencana wilayah yang cocok untuk dijadikan ibu kota di bagian depan Pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan,” katanya.

Guru Besar Bidang Pembangunan Regional UGM, Prof.Dr.M. Baiquni, M.A., mengatakan kunci pengembangan ibu kota adalah adanya relasi yang sinergi anatra kota dan desa. Pasalnya, selama ini hubungan yang terjadi adalah tidak simestris antara kota dan desa.

“Ibukotanya itu ya desa. Jadi, konsepnya pemindahan ibu kota adalah memindahkan pembangunan yang bisa menumbuhkan kota di desa-desa,” tuturnya.

Sementara pakar pembangunan wilayah Fakultas Geografi UGM, Prof.Dr. R. Rijanta, M.Sc., mengatakan pemindahan ibu kota sebaiknya bukan hanya didasarkan faktor Jakarta yang macet dan semrawut. Pasalnya, pemindahan ibu kota tidak akan menjadi solusi atas persoalan tersebut.

“Pemindahan ibu kota ini seyogianya untuk koreksi kesenjangan nasional, bukan hanya untuk mengurai keruwetan Jakarta,” jelasnya.

Menurutnya, yang harus menjadi arus utama dalam pembuatan keputusan nasional pemindahan ibu kota adalah untuk  mengurangi kesenjangan nasional. Selain itu juga didasarkan pada tujuan untuk mengeliminasi kemiskinan.

“Perlu ada dorongan untuk mengampanyekan perlunya pemindahan ibu kota ini  dengan segera,” katanya. (Humas UGM/Ika)

 

Berita Terkait

  • Diskusi Pemindahan Ibu Kota Awali WA+U 2019

    Monday,16 December 2019 - 9:03
  • Mengupas Keselarasan Konsep Pembangunan Ibu Kota Negara Baru dengan SDGs

    Friday,04 March 2022 - 14:47
  • Fakultas Geografi UGM Bahas Masa Depan IKN

    Tuesday,29 March 2022 - 10:27
  • Tim UGM Juara I dan III LKTG Tingkat Nasional 2014

    Monday,05 May 2014 - 8:57
  • Mahasiswa UGM Tawarkan Konsep Smart City Ibu Kota Baru

    Wednesday,16 October 2019 - 20:50

Rilis Berita

  • UGM Terlibat Aktif Dalam Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Tengah 03 February 2023
    Stunting masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Data Asian Development Bank mencatat ang
    Ika
  • Pimpinan UGM Tandatangani Komitmen Bersama Implementasi Manajemen Risiko 03 February 2023
    Penandatanganan Komitmen Bersama dilakukan oleh Majelis Wali Amanat, Rektor, Sena
    Gloria
  • Forgamas Dekatkan UGM Kepada Siswa Kelas XII di Banyumas 03 February 2023
    Forum Mahasiswa Gadjah Mada Banyumas (Formagamas) merupakan perkumpulan mahasiswa UGM se-Kabupate
    Agung
  • Fakultas Geografi UGM Dampingi Penyusunan Rencana Strategis Kabupaten Sukamara Kalteng 02 February 2023
    Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menye
    Humas UGM
  • Pakar UGM: Lansia dan Warga Miskin DIY Perlu Mendapat Pemberdayaan dan Pendampingan Sosial 02 February 2023
    Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, berencana memberikan ban
    Gusti

Agenda

  • 07Feb Dies Natalis Fakultas Hukum UGM...
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual