
Lahan pasir di Kabupaten Kulonprogo, DIY, merupakan lahan marjinal. Meski begitu, petani lahan pasir pantai telah menggunakan teknologi pertanian secara bijak untuk terus mendapatkan manfaat dari lahan yang mereka garap tersebut. Bahkan, jenis tanaman yang dikembangkan adalah tanaman sayuran dan buah-buahan. Keberhasilan pertanian lahan pasir pantai tersebut tidak kepas dari kemampuan petani dalam menyiasati berbagai hambatan dan tantangan dalam mengelola lahan pasir pantai agar lebih produktif .
Penelitian yang dilakukan mahasiswa S3 Program Doktor Fakultas Geografi UGM, Rahma Hayati, pada dua Dusun Gupit IV, Desa Karangsewu, Kecamatan Galur, dan Dusun Ngentak, Desa Jangkaran, Temon, Kulonprogo diketahui para petani memiliki strategi khusus dalam mengelola lahan marjinal. Petani di lahan pasir di dusun Gupit menerapkan konsep pertanian progresif. Prinsip yang selalu mereka pegang adalah menjadikan lahan pasir sebagai sumber penghidupan, secara rutin melakukan musyawarah mufakat, regenerasi petani serta melaksanakan konsep pertanian modern.
Di daerah tersebut juga disepakati lahan pasir dibagi menjadi dua bagian wilayah, satu bagian lahan digunakan untuk menanam sayuran sedangkan bagian lainnya untuk ditanami semangka, melon dan cabai. Selain itu, mereka memiliki aturan ketat terkait waktu tanamn dengan jenis tanaman yang mestinya bisa ditanam untuk menghindari serangan hama dan penyakit tanaman agar lebih mudah dikendalikan. “Ketatnya aturan tanam ini menghasikan produktivitas lahan yanng tinggi,” ujar Rahma dalam ujian terbuka promosi doktor di ruang auditorium Merapi, Fakultas Geografi UGM, Selasa (5/8).
Sementara di Dusen Ngentak, kata Rahma, memiliki strategi pertanian yang khusus dengan menganggap lahan pasir pemberian Tuhan sebagai sumber penghidupan. Bahkan, kegiatan pertanian di lahan pasir telah menjadi kebanggaan mereka yang terus dipertahankan. “Meski petani di daerah ini terbatas dalam hal pengusanaan teknologi dan modal keuangan,” kata Dosen Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang ini.
Para petani di Dusun Ngentak ini terus melestarikan sistem pertanian lahan pasir pantai secara sederhana dengan menanam beberapa komoditas tanaman palawija, seperti ketela pohon, ubi jalar, kacang tanah dan labu kuning. “Strategi tersebut didasari oleh rasa bangga sebagai petani dalam melanjutkan amanah para leluhur,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)