Yogya, KU
Sebanyak 74.362 atau 35 persen dari total penduduk Bantul masuk dalam kategori keluarga miskin. Sedangkan jumlah pengangguran terbuka sebanyak 8,95 persen. Bertambahnya jumlah penduduk miskin dan pengangguran tebuka, pasca gempa bumi 27 Mei 2006 menurut Bupati Bantul Idham Samawi, telah merubah rencana pembangunan jangka panjang dan rencana pembangunan menengah yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul.
“Meningkatnya jumlah masyarakat miskin ini menjadi tantangan baru pada program pembangunan yang kita lakukan, kenyataan lain, kita juga dihadapkan pada keterbatasan kemampuan anggaran keuangan Pemda akibat meningkatnya beban pembangunan,†kata Idham dalam memberikan sambutan pada acara Seminar Nasional ‘Peran Lembaga Keuangan Daerah sebagai Sumber Pembiayaan Sektor Usaha informal dalam Mendukung Pengentasan Kemiskinan’, Senin (3/9) di Ruang Auditorium MM UGM.
Idham menyadari bahwa upaya pengentasan kemiskinan tidak mungkin dilaksanakan secara ekslusif, melainkan memperkenalkan dukungan dan kerjasama yang luas. Maka dari itu, langkah yang dilakukan oleh pemkab Bantul, tambah Idham, melakukan perencanaan yang matang berbasis pada data akurat dan data base yang tunggal. Selain itu, memberikan bantuan untuk meringankan beban biaya keluarga miskin serta melakukan upaya pemberdayaan.
“Pengalamam kabupaten Bantul, kita menemukan lima target groups dalam pembangunan yakni buruh tani dan petani miskin, nelayan kecil, pengrajin, pedagang pasar tradisinal dan pengangguran,†katanya.
Menurut Idham, beberapa permasalahan yang ditemui dalam hal pemberdayaan ekonomi masyarakat Bantul, diantaranya belum optimalnya penataan kelembagaan, keterbatasan modal, lemahnya kemampuan teknis dan kemitraan dan masalah-masalah baru yang muncul pada paska bencana.
“Usaha yang sudah kita lakukan dengan melakukan penyederhanaan perijinan dan memperluas akses kepada sumber permodalan, memperluas dan meningkatkan kualitas intermediasi dan melakukan pendampingan serta terus menumbuhkan semangat membuka usaha baru,†ujarnya.
Kegiatan Seminar Nasional ini diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi UGM yang bekerjasama dengan Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan Bank Indonesia. Ikut juga memberikan sambutan diantaranya Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UGM Prof Dr Retno Sunarminingsih, M.Sc Apt, dan Deputi Gubernur Bank Indonesia Miranda S.Goeltom (Humas UGM)