• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Raih Doktor Usai Teliti Transformasi Kota Sungai Rawa Banjarmasin

Raih Doktor Usai Teliti Transformasi Kota Sungai Rawa Banjarmasin

  • 08 September 2017, 16:23 WIB
  • Oleh: Ika
  • 7062
Raih Doktor Usai Teliti Transformasi Kota Sungai Rawa Banjarmasin

Dalam beberapa waktu terakhir banyak kota-kota sungai-rawa di Indonesia yang mengalami kemunduran. Terjadinya kemunduran ini banyak terkait dengan pemanfaatan sungai-rawa sebagai bagian dari pembangunan.

“Beberapa persoalan yang terjadi antara lain pemanfaatan sungai sebagai tempat pembuangan sampah, area belakang dari orientasi pembangunan, dan penutupan sungai untuk pemukiman dan ruang daratan,” kata Irwan Yudha Hadinata, Jumat (8/9) saat ujian terbuka program doktor di Fakultas Teknik UGM.

Dalam kesempatan itu, dosen Universitas Lambung mangkurat ini mempertahankan disertasi berjudul Transformasi Kota Sungai Rawa Banjarmasin. Berlaku sebagai promotor Pro.Ir. Bakti Setiawa, M.A., Ph.D., dan Dr.Ir. Budi Prayitno, M.Eng.

Irwan menegaskan berbagai permasalahan yang terjadi umumnya merupakan akibat dari cara pandang pembangunan dengan basis daratan yang terletak di wilayah sungai-rawa. Selain itu, ketiadaan acuan atau konsep dan penelitian yang mampu mengarahkan pembangunan dengan konteks sungai rawa.

Disebutkan Irwan, kota sungai-rawa di Banjarmasin memiliki kemiripan dengan persoalan kota sungai-rawa yang umum terjadi di Indonesia. Banjarmasin memiliki kompleksitas permasalahan paling tinggi di banding dengan kota-kota lain di sisi selatan pulau Kalimantan.

“Permasalahan di kota sungai-rawa Banjarmasin adalah tentang orientasi, transportasi, dan cara-cara pengembangan wilayah,” jelasnya.

Dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa terdapat empat tema transformasi di Banjarmasin, yaitu transformasi ruang, transformasi jaringan, transformasi elemen, dan transformasi bentuk. Kota Banjarmasin terbentuk atas proses interdependensi ruang dan elemen di dalam tema eksistensi dan kompetisi. Proses ini melibatkan hubungan kompetitif dari tujuh elemen, yaitu sungai, kanal-jalan, antasan, jalan, masjid, pasar, dan dermaga terhadap tiga kelompok ruang yaitu sungai, kanal, dan rawa.

Proses interdependensi ini berlangsung dalam empat era utama dalam pembentukan kota Banjarmasin dengan dominasi faktor ekonomi dan budaya. Aksesibilitas ekonomi merupakan faktor utama yang dominan untuk menjelaskan mengapa dan bagaimana kota Banjarmasin cepat mengalami perubahan.

Irwan mengajukan sejumlah rekomendasi  dalam pembangunan kota Banjarmasin. Salah satunya pembuatan rencana besar tentang tata keairan kota Banjarmasin yang memuat masterplan, kanal, antasan, pembangunan bantaran sungai dalam satu dokumen terpadu. Masterplan yang menyangkut ruang dan elemen perlu diperhatikan  antar keduanya mengingat kota Banjarmasin memiliki sifat interdependensi antar ruang dan elemen.

“Dalam menghadapi tantangan kedepan Kota Banjarmasin perlu mempertegas deliniasi kawasan bantaran sungai yang tidak boleh dihilangkan, dinormalisasi, dan diganti dengan fungsi baru,” pungkasnya.(HumasUGM/Ika)

Berita Terkait

  • Teliti Transformasi Kota Banjarmasin, Ira Mentayani Raih Doktor

    Monday,31 August 2015 - 12:50
  • Raih Doktor Usai Teliti Granulometris Sedimen Dasar Sungai di DAS Pabelan

    Monday,04 March 2013 - 10:59
  • Raih Doktor Usai Teliti Perkembangan Kota Depok

    Wednesday,07 October 2015 - 10:19
  • Transformasi Arsitektural Kampung Wisata Surakarta

    Wednesday,01 February 2017 - 15:14
  • Inundasi Sebabkan Terbentuknya Permukiman Kumuh di Perkotaan

    Monday,07 June 2010 - 6:29

Rilis Berita

  • Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Prof. Dr. Rachmat Djoko Pradopo Meninggal Dunia 03 June 2023
    Keluarga Besar Universitas Gadjah Mada berduka atas meninggalnya salah satu guru besar terbaiknya
    Satria
  • Membangun Kemandirian dan Pengembangan Wisata Melalui Desa Binaan HMP UGM 03 June 2023
    Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (HMP UGM) melalui Bidang Aksi Sosial (Aks
    Satria
  • RSA UGM Terima Penghargaan PPKM Award dari Menkes 02 June 2023
    Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM terus berkomitmen tinggi dalam memberikan pelayanan kesehatan
    Gusti
  • Universitas Gadjah Mada di Top 50 Dunia pada THE Impact Rankings 2023 01 June 2023
    Universitas Gadjah Mada (UGM) masuk dalam jajaran 50 perguruan tinggi terbaik dunia yang memberik
    Satria
  • Minim, Pemda Yang Mampu Susun RPPLH Sesuai Target 01 June 2023
    Percepatan industri telah menghasilkan berbagai dampak lingkungan. Salah satu isu yang banyak dip
    Satria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual