
Dunia saat ini tengah dihadapkan pada perubahan yang fundamental dan ditandai dengan kemunculan masyarakat digital. Kemunculan masyarakat digital ini sangat dipengaruhi oleh kemajuan revolusi teknologi informasi yang begitu pesat.
“Sebagian besar kegiatan-kegiatan kita saat ini terkoneksi. Apa yang terjadi saat ini, memunculkan pula fenomena digital dissruption, berupa gangguan-gangguan yang bisa mengancam usaha. Karena itu, kita harus mengantisipasi, termasuk yang dialami PT. Pertamina,” ujar Dekan Fisipol UGM, Dr. Erwan Agus Purwanto, M.Si, saat membuka kegiatan CEOTaLK #3 bertema Revolusi Industri 4.0 dan Masa Depan Energi Kita, di Lt 4 Fisipol UGM, Selasa (13/9).
Menurut Erwan, perkembangan teknologi digital yang begitu pesat membuat era digital ini disebut sebagai “Revolusi Industri4.0”. Tuntutan baru terhadap inovasi baru ini berkelanjutan pada sektor-sektor strategis, salah satunya pada sektor energi.
“Tanpa melakukan transformasi yang responsif dan adaptif perusahaan berisiko tidak mampu mempertahankan model bisnisnya dan upaya ini untuk mencegah terjadinya disrupsi tenologi,” katanya.
CEOTalk #3 Revolusi Industri 4.0 dan Masa Depan Energi Kita digelar Center for Digital Society (CfDS) Fisipol UGM, dengan menghadirkan pembicara Direktur Utama PT. Pertamina (Persero), Elia Massa Manik. Selain mahasiswa UGM, CEOTaLK #3 dihadiri pula para dosen dan pemerhati bidang energi.
Elia Massa Manik mengatakan dengan teknologi informasi menjadikan semua produk semakin efisien, akurat dan lebih terjangkau. Jika dahulu orang membayar dengan mengandalkan fasilitas kartu ATM, kini fasilitas itu pun mulai ditinggalkan.
“Di beberapa negara orang beli sayur saat ini sudah dengan barcode. Ini terkait big data, jenis program dan produk kedepannya tentu akan semakin beragam,” katanya.
Elia menuturkan revolusi industri mulai terjadi perubahan besar sejak abad 18. Kini, segala teknologi memunculkan data yang terkoneksi dengan komputer. Berbagai kemajuan tersebut membuat usaha di bidang energi terjadi pergeseran-pergeseran.
“Meski masih sangat awal pada tahun-tahun 80 -90an, banyak industri energi mulai membuat strategy investment dengan mengunakan digital teknologi,” katanya.
Merespons gelombang revolusi industri 4.0, kata Elia, PT. Pertamina telah memiliki perencanaan yang berorientasi kepada kemajun-kemajuan teknologi teknologi era revolusi industri keempat, diantaranya melakukan pengembangan untuk variasi produknya, seperti varian pertalite dengan oktan 90 pada produk BBM, peluncuran BrightGas 5,5 dan lain-lain.
“Beberapa aplikasi dan sistem yang saat ini dapat dimanfatkan konsumen antara Pertamina Go, Online Ordering, Channel Engagement App untuk SPBU dan lain-lain,” imbuhnya. (Humas UGM/ Agung)