![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/14091715053602662034044759-766x510.jpg)
Unit Publikasi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) menyelenggarakan Gadjah Mada International Conference on Economics and Business (GAMAICEB) tahun 2017. GAMAICEB ke-5 yang berlangsung selama dua hari, 14-15 September 2017 mengusung tema “Pembangunan Berkelanjutan: Tantangan dan Kesempatan di Negara-negara Berkembang”.
Heni Wahyuni, SE., M.Ec.Dev., Ph.D, selaku ketua panitia mengatakan kegiatan ini mengusung tema pembangunan berkelanjutan karena tema ini menyangkut banyak hal. Tidak saja masalah lingkungan, namun juga masalah kesejahteraan masyarakat, seperti kemiskinan, kesehatan dan lain-lain.
“Mengapa mengangkat tema ini karena bagi negara-negara berkembang proses dari Milleniun Development Goals berlanjut ke Sustainable Development Goals masih meninggalkan beberapa pekerjaan rumah,” kata Heni Wahyuni di Auditorium BRI, FEB UGM, Kamis (14/9).
Heni Wahyuni menambahkan banyak aspek kehidupan dibahas dalam pertemuan GAMAICEB ke-5 tahun 2017. Hal ini dilakukan agar jangan sampai pembangunan yang dilaksanakan saat ini hanya untuk generasi sekarang, namun juga diperuntukkan untuk generasi mendatang.
“Jangan sampai pembangunan hanya dinikmati generasi sekarang, sementara generasi mendatang tidak kebagian,” terangnya.
Oleh karena itu, Heni Wahyuni mengatakan segala pembangunan yang dilakukan saat ini diupayakan tidak meninggalkan masalah untuk generasi yang akan datang. Semua harus dipikirkan agar para generasi mendatang juga akan menikmati hasil pembangunan.
“Saat ini yang diharapkan membangun sekaligus menyiapkan untuk generasi mendatang. Apa yang kita lakukan sekarang harus dipikirkan dampaknya untuk kehidupan masyarakat yang akan datang,” katanya.
Dengan demikian, tidak mengherankan bila beberapa pakar hadir dan turut menyumbangkan pemikiran untuk forum GAMAICEB bertema pembangunan berkelanjutan, diantaranya Dr. A. Tony Prasetiantono (UGM) yang membahas panjang lebar tentang ekonomi Indonsia dan perekonomian global secara agregat.
Kemudian Prof Juliet Willet (Australia) yang fokus mengupas persoalan air dan sanitasi, dan lebih banyak berbicara sustainable development terkait lingkungan. Turut pula sumbang pemikiran Dr. Salmi Mohd. Isa (Universiti Sains Malaysia) yang mengupas persoalan teknologi, inovasi dan enterpreunership sebagai salah satu solusi dalam sustainable development.
GAMAICEB diikuti kurang lebih 100 peserta dari perguruan tinggi seluruh Indonesia. Dalam forum ini, juga dipresentasikan 100 dari 140 abstrak penelitian guna memberi kontribusi dan menjadi rekomendasi buat para pengambil kebijakan di Indonesia. (Humas UGM/ Agung)