
Meski awalnya banyak mendapat respons negatif, imunisasi measles rubella atau MR oleh Dinas Kesehatan telah berhasil dilaksanakan di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Untuk wilayah DIY, pelaksanaan imunisasi MR telah mencapai 80 persen dari target yang ditetapkan.
“Berkat pemberitaan-pemberitaan yang menginformasikan hal-hal yang benar mengenai imunisasi ini, wali murid yang sebelumnya tidak sepaham kini mau menerima imunisasi sebagai sesuatu yang bermanfaat. Dengan waktu masih 17 hari lagi, kami optimis dapat mencapai target 95 persen,” ujar Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setianingastutie, Kamis (14/9) di Fakultas Kedokteran UGM.
Dalam konferensi pers ini, Pembajun menyatakan bahwa dalam pelaksanaannya, ada beberapa hal yang perlu menjadi evaluasi bagi Dinas Kesehatan dan pihak-pihak terkait. Meski demikian, ia memastikan bahwa prosedur yang dijalankan selama ini telah dilakukan sesuai dengan standar kesehatan sehingga tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan.
“Ada SOP yang harus ditaati oleh semua petugas, mulai dari kompetensi pemberi pelayanan, prosedur pemberian vaksin, dan lainnya. SOP ini sudah dilaksanakan di lapangan,” ujarnya.
Jawaban ini ia lontarkan sekaligus untuk menjawab kekhawatiran beberapa pihak mengenai keamanan pemberian vaksin serta efek samping yang mungkin ditimbulkan pada anak, terutama terkait kasus kematian anak beberapa waktu yang lalu yang dikaitkan dengan vaksin MR. Ia memberikan klarifikasi bahwa kasus yang ramai dibicarakan tersebut bukan disebabkan oleh pemberian vaksin.
“Vaksin ini aman, jadi orang tua tidak perlu khawatir,” ucapnya.
Hal serupa disampaikan oleh Ketua Komda Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komda KIPI) DIY, Mei Neni Citaresmi. Ia menjelaskan, pihaknya telah melakukan pengkajian yang cermat terhadap pelaksanaan imunisasi MR, dan hingga saat ini tidak ditemukan kejadian berbahaya pasca pemberian vaksin.
“Tidak terbukti ada kejadian yang disebabkan oleh vaksin. Kami bertugas untuk melakukan pemantauan baik secara aktif maupun pasif apakah vaksin benar-benar aman, dan kalau ada kejadian serius pasti akan langsung kami analisis apakah itu berhubungan dengan vaksin,” jelasnya.
Ia menjelaskan, imunisasi MR memang menimbulkan efek tertentu pada anak, seperti demam yang terjadi 5 hingga 14 hari pasca vaksinasi, tetapi hal ini biasanya hanya berlangsung selama 1-2 hari sehingga tidak membahayakan. Keamanan vaksin ini pun telah dibuktikan oleh banyak negara yang telah terlebih dahulu melaksanakan imunisasi MR.
“Vaksin MR adalah vaksin yang sangat aman dan bukan pertama kali ini dipakai di dunia. Indonesia sebenarnya termasuk salah satu negara yang terakhir menerapkan. Sebelumnya sudah dipakai di banyak negara dan terbukti aman,” jelasnya.
Ia berharap, jumlah pemberian imunisasi yang cukup banyak ini dapat menjadi indikator yang baik dari upaya yang dilakukan untuk memutus penyebaran penyakit campak yang tidak kalah berbahaya dengan penyakit-penyakit lain.
“Harapan kami, kalau ini dilakukan secara bersama-sama, maka akan memutus penyebaran campak di Indonesia,” kata Mei. (Humas UGM/Gloria)