
Penasihat Khusus Isu Strategis Kementrian Luar Negeri RI, H.E. Djauhari Oratmangun, menyebutkan bahwa generasi muda menjadi kunci masa depan ASEAN dalam lingkup Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Para wirausaha muda akan menjadi tumpuan dalam menggerakkan roda perekonomian ASEAN.
“Masa depan ASEAN ada di tangan para generasi muda,” katanya, dalam konferensi pers ASEAN Young Social Preneurs Program (AYSPP) 2017, di Balai Senat UGM, Sabtu (16/9).
Menurutnya, ASEAN memiliki keuntungan karena memiliki generasi muda yang produktif. Para generasi muda ini diharapkan tidak hanya membantu menggerakan perekonomian dengan menciptakan bisnis-bisnis baru. Namun, juga berkontribusi dalam mengatasi berbagai persoalan di masyarakat dan memberdayakan masyarakat melalui bisnis berbasis sosial.
Djauhari dalam kesempatan tersebut memberikan kuliah umum di hadapan para mahasiswa UGM dan 20 tim wirausaha muda yang lolos dalam babak semifinal kompetisi AYSPP 2017. Kuliah umum ini merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan AYSPP 2017 dan diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan bagi para mahasiswa dan mendorong generasi muda untuk membangun bisnis sosial yang berdampak bagi masyarakat.
Hal senada disampaikan Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan UGM, Prof.Dr.Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr. Dia berharap generasi muda dapat berkontribusi dalam pembangunan di ASEAN.
“Generasi muda sangat diharapkan dapat berkolaborasi dan melahirkan ide-ide baru khsusunya untuk membangun ASEAN,”katanya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Matsuhita Gobel, Jusman Syafii Jamal, yang membuka sesi workshop kewirausahaan sosial. Selain itu, juga menghadirkan sejumah praktisi, seperti Hermant Chanrai, CEO Eight Four Capital, Nicholas Chan, wirausaha muda bidang teknologi maritim di Singapura, Susi Lie, Kepala Bidang Investasi Usaha Yayasan Anak bangsa, dan lainnya.(Humas UGM/Ika)