Untuk semakin memantapkan perannya, Fakultas Biologi UGM menggelar Seminar Internasional bertajuk “Advances in Biological Science: Contribution Towards a Better Human Property†selama dua hari, 7-8 September 2007, di kampus setempat. Seminar dalam rangka Dies Natalis ke-52 Fakultas Biologi dan Dies ke-58 UGM ini, diikuti 224 peserta dari Indonesia, Malaysia, Jepang dan Philipina.
Seminar ini menampilkan 66 penyaji dan 74 poster. Disamping Prof Takeshi Kobyashi (Chubu University, Japan) tampil pembicara lain Dr Rugayah (Herbarium Bogoriense, LIPI, Bogor), Prof drg Etty Indriati PhD (Fakultas Kedokteran UGM), Prof Dr Sukarti Moeljopawiro MApp Sc (Fakultas Biologi UGM), Norela Sulaiman PhD (Faculty of Science & Technology, Universitas Kebangsaan Malaysia) dan dr Tmothy Burgess MD MPH (US NAMRU-2, Jakarta).
“Dengan seminar ini kami ingin menyebar luaskan ilmu pengetahuan biologi, yang selama ini dipandang sebagai ilmu dasar. Yang itu-itu saja, yang selama ini identik hapalan nama latin dan sebagainya. Persepsi semacam itu sudah tidak lagi melekat. Namun Biologi memiliki aplikasi yang luas,†ujar Dra Ratna Susandarini MSc, Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum Fakultas Biologi UGM ini.
Seminar yang diharapkan menunjukkan peranan ilmu biologi guna menunjang berbagai pengembangan keilmuan terapan terbagi enam tema. Yaitu Genetika dan Biologi Molekuler, Ekologi dan Konservasi, Sistimatik dan Evolusi, Fisiologi dan Perkembangan Biologi, Bioinformatik serta Biomedik.
Dr Maryani selaku Ketua Panitia mengungkapkan, diluar tujuan-tujuan tersebut, seminar ini bermaksud pula menjaring kerjasama diantara para scientis yang bergerak di bidang biologi. “Jadi kami ingin merangkul sharing ilmu, apakah yang di dapat dari laboratorium, percobaan-percobaan, demikian juga ilmu-ilmu yang berasal dari pustaka,†ungkap Maryani.
“Juga untuk penggalangan kerjasama negara kita dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Jepang dan Philipina yang dating di seminar ini,†lanjut Maryani.
Sebagai ilmuwan Ratna Susandari merasakan kegelisahan, bahwa peran biologi tidak langsung meghasilkan produk di masyarakat. Bahkan ia menyadari, itu sebagai kelemahan bidang biologi selama ini.
“Itu pula yang menjadi kelemahan, biologi kenapa tidak menghasilkan produk yang langsung dimanfaatkan masyarakat,†ungkap Ratna.
Memang berbeda dengan ilmu kedokteran, kehutanan, pertanian dan lain-lain. Sebagai ilmu yang bergerak di ranah dasar, biologi sulit untuk memperlihatkan perannya. Namun, seiring berkembangnya ilmu dan teknologi, stigma semacam itu mulai tertepis.
“Apalagi jika sebuah penelitian sampai dengan menghasilkan sebuah produk, mestinya yang terlibat kan dari hulu hingga hilir termasuk biologi,†tambah Ratna.
Taruh penelitian dasar untuk menghasilkan enzim yang bermanfaat untuk membersihkan lingkungan tercemar atau untuk membuat bahan pra-tekstile bagus. Bidang biologi melakukan explorasi dari lapang dan identifikasi sifat-sifat. Sementara sebagai pengguna adalah bidang-bidang pertanian, teknologi pertanian dan dan lain-lain.
“Sehingga yang muncul di masyarakat produk akhirnya, enzimnya. Itupun yang melaunching memang bukan orang biologi,†tukas Ratna. (Humas UGM).