
Semakin meningkatnya kegiatan yang dilakukan Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM dalam menjalankan tridarma perguruan tinggi membawa kesadaran betapa pentingnya peran serta pihak lain untuk membantu FEB UGM tampil sebagai lembaga pendidikan bidang ekonomi dan bisnis terbaik. Tanpa bantuan pihak lain, FEB UGM tentu merasa berat untuk meningkatkan daya saing guna memenangkan persaingan.
Oleh karena itu, kerja sama dengan pihak lain menjadi hal mutlak yang harus dilakukan. Sejak Januari hingga Agustus 2017 tercatat sebanyak 55 kerja sama baru dituangkan dalam dokumen kerja sama. Dari 55 kerja sama tersebut, 13 dokumen kerja sama merupakan dokumen nota kesepahaman (Memorandum of Understanding) dan 42 dokumen kerja sama (PKS) berbentuk perjanjian kerja sama.
“Jumlah kerja sama yang diselenggarakan FEB UGM mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dalam periode yang sama, Januari hingga Agustus 2017, tercatat 17 MoU di bidang penelitian, 10 MoU dan 1 PKS dibidang akademik serta 1 MoU dan 5 PKS di bidang pelatihan,” kata Eko Suwardi, M.Sc., Ph.D di Auditorium Sukadji Ranuwihardjo, Magister Manajemen UGM, Selasa (19/9) saat berlangsung puncak peringatan Dies-62 FEB UGM.
Menyampaikan laporan dekan tahun 2017 bertema Menjawab Tantangan Global dengan Kearifan Lokal untuk Mengabdi pada Masyarakat, Eko Suwardi menuturkan FEB UGM konsisten dengan jargon UGM, yaitu locally rooted, globally respected. Bersama universitas, FEB UGM tetap ingin diakui secara internasional namun tanpa meninggalkan dan menanggalkan jati diri.
“Selain itu, kita juga konsisten dengan sejarah pendirian UGM, yaitu mengabdi untuk kepentingan masyarakat, dengan cara mendidik calon pemimpin bangsa yang berintegritas, berpengetahuan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan melaksanakan penelitian, pendidikan serta pengajaran yang berkualitas,” katanya.
Dekan menyatakan hingga saat ini semua prodi di FEB UGM mendapatkan akreditasi A dari BAN-PT, termasuk diperolehnya kembali akreditasi A untuk Prodi Magister Manajemen Jakarta. Akreditasi atau pengakuan internasional lain adalah untuk Prodi S1 Akuntansi dan Prodi S1 Ilmu ekonomi yang mendapat pengakuan dari AUN-QA dan harus dipersiapkan akreditasinya pada tahun 2019.
Oleh sebab itu, hingga kini departemen-departemen yang ada di FEB UGM selalu menjadi tujuan dan favorit para lulusan Sekolah Menengah Umum (dan sederajat). Hal ini diperlihatkan pada proses seleksi yang menjadi sangat kompetitif dengan rasio calon mahasiswa dan jumlah pendaftar mencapai 1:74.
“Secara keseluruhan, jumlah pendaftar di prodi S1 reguler melalui jalur ujian sebanyak 26.174 dan yang diterima 358. Hal ini menunjukkan bahwa FEB UGM dikenal luas sebagai institusi pendidikan tinggi yang berkualitas dan bereputasi tinggi,” katanya.
Menurut Dekan, peningkatan kualitas juga terjadi pada penerimaan mahasiswa S1 International Udergraduate Program (IUP) tahun 2017/ 2018. Mahasiswa yang diterima di program IUP menunjukkan peningkatan yang signifikan. Skor TOEFL terendah untuk intake tahun ini yaitu 530 (sebelumnya 493) dengan rata-rata skor TOEFL 571 (sebelumnya 559) dan skor GMST terendah 442 (sebelumnya 398) dengan rata-rata skor 553.
Puncak Dies ke-62 FEB UGM juga diisi dengan orasi ilmiah yang disampaikan Prof. Dr. Suwardjono, M.Sc. Dalam kesempatan ini, disampaikan orasi berjudul Kesatuan Akuntansi Sebagai Fiksi Hukum Pertanggungjelasan Keuangan.
Menurut Suwardjono, akuntansi sudah saatnya disetarakan dengan disiplin, kajian, atau ilmu (branch of leraning, dicipline, study) lain yang bersifat akademik, seperti biologi, sosiologi, filosofi, psikologi, matematika, fisika dan ekonomika. Seperangkat pengetahuan yang cukup kaya dan komprehensif tentang suatu kajian dapat dikarakterisasi sebagai disiplin akademik, dengan nama yang berakhiran -ing, seperti banking, marketing, dan engineering.
“Akuntansi telah mencapai status disiplin akademik sehingga dapat ditawarkan sebagai program studi sampai jenjang doktor. Dari segi pembentukan istilah dan bidang ilmu, akuntansi sebenarnya lebih mengacu pada konsep accounting yang lebih luas maknanya dari pada sekadar accountancy sebagai profesi apalagi daripada sekadar tata buku,” tuturnya. (Humas UGM/ Agung)