• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Pengukuhan Guru Besar
  • Pariwisata Berbasis Hewan Harus Bebas dari Eksploitasi

Pariwisata Berbasis Hewan Harus Bebas dari Eksploitasi

  • 20 September 2017, 16:09 WIB
  • Oleh: Gloria
  • 4962
  • PDF Version
Pariwisata Berbasis Hewan Harus Bebas dari Eksploitasi

Perkembangan pariwisata dewasa ini telah bergeser ke tipe pariwisata alternatif yang lebih memperhatikan daya tampung, pendidikan, sosial-ekonomi, dan ramah lingkungan, termasuk merambah ke dunia peternakan atau kehewanan beserta lingkungan yang mendukungnya. Namun, banyak tantangan yang dihadapi dalam pengembangan jenis pariwisata ini, mulai dari isu hak dan kesejahteraan hewan hingga konflik sosial dan degradasi lingkungan.

“Saat ini, atraksi yang mengandalkan hewan sebagai kemasan pariwisata sangat diminati. Namun demikian, dalam penggunaan hewan sebagai basis pariwisata sering kali disalahgunakan dengan tidak mengindahkan kenyamanan dan kesejahteraan hewan, pemaksaan untuk bergerak  dan berperilaku dengan sanksi fisik,” ujar guru besar Fakultas Peternakan UGM, Prof. Budi Guntoro, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPM.

Hal ini ia sebutkan pada pidato pengukuhannya dalam jabatan guru besar bidang ilmu penyuluhan dan komunikasi Fakultas Peternakan, Rabu (20/9) di Gedung Pusat UGM. Pidato yang ia sampaikan berjudul ‘Partisipasi Masyarakat Lokal dalam Pengembangan Animal Based Tourism.’

Ia menjelaskan animal based tourism sebagai salah satu tipe pariwisata alternatif yang berobjek pada hewan sebagai daya tarik wisata, hewan sebagai setting dan objek untuk mendaptakan pengalaman dalam sistem kegiatan pariwisata. Aktivitas ABT dapat meliputi tur peternakan, kebun binatang, pertunjukann gajah, lomba burung berkicau, pertunjukan sirkus, dan lainnya.

Banyak hewan yang digunakan dalam pariwisata, jelas Budi, adalah hewan tangkapan, dan biasanya dipertunjukkan sebagai hiburan, tenaga angkut atau pembawa barang, maupun sebagai objek untuk diburu dan ditangkap. Ada juga yang menggunakannya untuk alat kompetisi dan olahraga, dan kadang kala melibatkan atraksi yang sangat berbahaya.

“Ada sekitar 550.000 lebih hewan liar di dunia teraniaya akibat atraksi wisata yang tidak bertanggung jawab. Dan penyalahgunaan atraksi sering terjadi,” ujarnya mengutip data dari berbagai sumber.

Sejalan dengan penggunaan hewan lainnya, Budi menyatakan bahwa ilmuwan ABT dan praktisi pariwisata harus mempertimbangkan moral dan etika ketika menggunakan hewan sebagai daya tarik pariwisata, walau itu untuk tujuan kenyamanan dan hiburan pribadi. Ia menyebutkan beberapa pendekatan kebebasan untuk kesejahteraan hewan di antaranya fokus pada kebebasan dari kelaparan, bebas dari ketidaknyamanan, serta bebas dari sakit atau cedera.

“Kegagalan  untuk menyediakan salah satu dari kondisi ini akan membahayakan kesehatan hewan,” kata Budi.

Untuk mengatasi hal ini, keterlibatan masyarakat lokal serta ahli peternakan perlu ditingkatkan untuk mengembangkan industri pariwisata yang baik dan berkelanjutan. Ia menjelaskan bahwa ABT memiliki berbagai potensi, seperti meningkatkan pendapatan peternak atau masyarakat lokal, meningkatkan ketertarikan dan permintanaan terhadap ternak lokal, serta melestarikan plasma nutfah hewan yang semakin lama akan semakin punah.

Meski demikian, diperlukan adanya konsultasi, partisipasi, dan kerja sama antara pemerintah lokal, komunitas bisnis, peternak, dan individu untuk mempromosikan atraksi wisata sekaligus melindungi sumber daya yang sudah ada tersebut. Hal ini misalnya dapat dilakukan dengan pemberian pelatihan serta wawasan mengenai atraksi dan hewan itu sendiri.

“Sudah saatnya pemerintah dan juga kita sebagai anggota masyarakat dan ahli hewan menghindari segala bentuk eksploitasi hewan yang tidak menonjolkan sisi edukasi demi kesejahteraan hewan, agar mereka tidak lekas punah di masa depan,” ujar Budi Guntoro. (Humas UGM/Gloria; Foto: Bani)

Berita Terkait

  • Lumba-lumba Rentan Eksploitasi

    Monday,21 March 2011 - 17:27
  • 106 Kuda Parangtritis Dapatkan Pengobatan Gratis

    Wednesday,09 November 2011 - 8:58
  • Minim, Peran Perempuan Dalam Pengelolaan Pariwisata

    Monday,02 July 2012 - 9:01
  • Pengembangan Desa Wisata untuk Kesejahteraan Masyarakat

    Monday,26 March 2018 - 16:20
  • Teliti Pariwisata Perspektif Ilmu Filsafat, Sarbini Raih Doktor

    Thursday,22 August 2013 - 15:00

Rilis Berita

  • UGM Manfaatkan Lahan Tidur di Klaten Untuk Pengembangan Padi Unggul 18 May 2022
    Fakultas Pertanian UGM berkolaborasi dengan Taman Sehat Rejosari (Tasero) Delanggu Klat
    Gusti
  • Tim Catur UGM Raih Prestasi di GACC ke-25 di University of Malaya 18 May 2022
    Tim Catur UGM berhasil meraih sejumlah prestasi membanggakan dalam kejuaraan 25th Grand Asian Che
    Agung
  • Menteri PPPA Apresiasi Upaya UGM Tangani Kekerasan Seksual 17 May 2022
    Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, S.E, M.Si, m
    Gloria
  • UTBK di UGM Diikuti 12.232 Peserta 17 May 2022
    Sebanyak 12.232 peserta mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Universitas Gadjah Mada
    Ika
  • Pengamat UGM Bicara Soal Penyesuaian Tarif Listrik Progresif 17 May 2022
    Beberapa waktu lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Bins
    Agung

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 30May International Academic Conference on Tourism (INTACT) 2022 ...
  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual