• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Fakultas Psikologi Ajak Pakar dan Pemangku Kebijakan Bahas Isu Pasung

Fakultas Psikologi Ajak Pakar dan Pemangku Kebijakan Bahas Isu Pasung

  • 25 September 2017, 16:04 WIB
  • Oleh: Satria
  • 2677
  • PDF Version
Fakultas Psikologi Ajak Pakar dan Pemangku Kebijakan Bahas Isu Pasung
Fakultas Psikologi Ajak Pakar dan Pemangku Kebijakan Bahas Isu Pasung
Fakultas Psikologi Ajak Pakar dan Pemangku Kebijakan Bahas Isu Pasung
Fakultas Psikologi Ajak Pakar dan Pemangku Kebijakan Bahas Isu Pasung
Fakultas Psikologi Ajak Pakar dan Pemangku Kebijakan Bahas Isu Pasung
Fakultas Psikologi Ajak Pakar dan Pemangku Kebijakan Bahas Isu Pasung

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada mengadakan International Workshop on Free Pasung Program dengan tema “Eliminating Restraint of Persons with Mental Illnes in Indonesia: A Review of Progress.” Salah satu tujuan dari kegiatan ini yakni mengulas jalannya Program Bebas Pasung Indonesia beserta tantangan dan peluangnya. Kegiatan berbentuk workshop ini menghadirkan narasumber ahli dalam beberapa bidang terkait isu pasung. Narasumber yang hadir, diantaranya Prof. Harry Minas (University of Melbourne), Dr. Erminia Colucci (Middlesex University London),  dr. Irminsyah, Sp.KJ. (Former Director of Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa, Ministry of Health Indonesia), Drs. Bambang Sugeng, MM. (Ministry of Social Affairs, Indonesia), dan narasumber ahli lainnya. Workshop yang dihadiri para pakar, pemangku kebijakan, hingga masyarakat umum yang peduli terhadap isu pasung ini diselenggarakan selama dua hari yakni pada 23-24 September 2017  di Gedung Fakultas Psikologi UGM.

Prof. Hary menjelaskan saat ini masih banyak ditemukan pemasungan terhadap penderita gangguan jiwa di berbagai negara di dunia, seperti Filipina, India, China, dan Indonesia. Akan tetapi, menurut Hary, Indonesia menjadi satu-satunya negara yang memasukkan isu pasung ke dalam program pemerintahan. Pertemuan ini, menurut Harry menjadi salah satu upaya untuk  melakukan review terhadap program Indonesia Bebas Pasung yang telah dilaksanakan pemerintah Indonesia.

Menurut Hary, ada berbagai sebab mengapa praktik pemasungan masih ditemui di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah akses dan ketersediaan pelayanan kesehatan yang dirasa masih kurang. Hary menjelaskan tenaga dan fasilitas pelayanan dasar kesehatan jiwa harus ada di lingkungan masyarakat. Jika pelayanan dasar kesehatan jiwa telah ada maka masyarakat yang mengalami gangguan kejiwaan segera dapat diatasi dan disembuhkan sehingga tidak dilakukan pemasungan.

“Kerap kali masyarakat bingung ketika ada anggota keluarganya yang mengalami gangguan kejiwaan, akhirnya karena ketidaktahuan dan keterbatasan akses pelayanan kesehatan kejiwaan mereka memberlakukan pasung,” ujar Hary.

Selain itu, kemiskinan dan kurangnya biaya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa menjadi penyebab masyarakat melakukan pemasungan.

Sementara itu, Irmansyah menjelaskan bahwa sejak dilaksanakannya program Indonesia Bebas Pasung, jumlah ditemukannya korban pemasungan menurun. Sejak dicanangkan pada 2010, program tersebut telah banyak melepas korban pasung. Ada berbagai upaya yang diterapkan dalam program Indonesia Bebas Pasung untuk menurunkan persoalan pemasungan. Irmansyah mengatakan bahwa perlakuan satu korban dengan korban lain tentu berbeda yakni sesuai kebutuhan dan kondisi saat ditemukan. Menurut penuturan Irmansyah, beberapa korban bisa dilepas hanya dengan membawanya ke puskesmas, tetapi ada yang harus ditangani secara intensif di rumah sakit.

Irmansyah menerangkan, saat ditemukan kondisi korban pemasungan sangatlah beragam. Ada korban yang ditemukan dengan kondisi masih cukup baik, umumnya belum lama dipasung sehingga dapat segera ditangani. Namu, ada juga korban yang ditemukan dengan kondisi sakit karena infeksi, gizi buruk, dan sangat lemah karena di pasung di luar rumah, biasanya korban telah dipasung dalam waktu yang lama.

“Korban yang telah dipasung cukup lama membuatnya harus mendapatkan pertolongan kesehatan fisik dulu lalu baru mendapatkan pertolongan kejiwaan,” ujar Irmansyah.  

Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerja Sama, Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti, M.Med.Sc., Ph.D., yang merupakan salah satu penanggung jawab kegiatan workshop tersebut berharap acara ini dapat membantu mempertemukan antara para pakar dan peneliti dengan pihak pemangku kebijkan. Kwartarini mengatakan dari program ini akan diciptakannya suatu draft usulan atau blueprint perihal penanganan pasung.

“Kedepannya, pertemuan semacam ini akan dilakukan secara rutin untuk menyampaikan hasil penelitian Fakultas Psikologi untuk selanjutnya dikembangkan dan dapat diimplementasikan di lingkungan masyarakat,”. (Humas UGM/Catur)

Berita Terkait

  • UGM Dorong Pemda Dukung Gerakan Indonesia Bebas Pasung

    Thursday,30 November 2017 - 22:21
  • Pakar UGM-Korea Bahas Manajemen Kebijakan Bencana Alam dan Reformasi Birokrasi

    Saturday,09 July 2011 - 12:55
  • Ratusan Pakar Dunia Bahas Peran Teknik Pertanian dan Biosistem

    Wednesday,07 August 2019 - 10:25
  • Berharap Muncul Psikologi Khas Indonesia

    Thursday,06 March 2008 - 13:36
  • Workshop CBT untuk Penderita Psikosis

    Friday,16 November 2018 - 15:32

Rilis Berita

  • Haedar Nashir Ingatkan Pentingnya Merawat Persatuan 16 May 2022
    Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, mengingatkan agar seluruh komponen anak bang
    Gusti
  • Epidemiolog: Tidak Ada Hubungan Hepatitis Akut dengan Vaksin Covid-19 16 May 2022
    Baru-baru ini masyarakat dunia digemparkan dengan kemunculan hepatitis varian baru. Hepatitis ata
    Satria
  • Tim UGM Lakukan Riset Pengembangan Varietas Baru dari Kedelai Hitam 16 May 2022
    Tim dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada tengah melakukan riset pemurnian kedelai hita
    Gusti
  • Tantangan Pembangunan Industri Sawit Indonesia yang Berkelanjutan 16 May 2022
    Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Oke Nurwan, Dipl., Ing, mengatakan bahwa minyak kelap
    Satria
  • Mari Cegah Generasi Mendatang dari Bahaya Stunting 15 May 2022
    Kita mesti mencegah generasi mendatang dari stunting. Stunting atau p
    Satria

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 30May International Academic Conference on Tourism (INTACT) 2022 ...
  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual