
UGM menandatangani nota kesepahaman dengan University of Hawaii dan Pacific Disaster Center (PDC) dalam bidang manajemen bencana. Nota kesepahaman ini menandai awal kerja sama para pihak dalam mendukung pengembangan kapasitas manajemen bencana yang mencakup mitigasi, kesiapan, dan penanggulangan bencana di Indonesia dan lebih luas di wilayah ASEAN.
“Kami sangat senang bisa berkolaborasi dengan UGM. Saya telah mengenal beberapa pakar dari UGM dan harapannya kami dapat memperoleh bantuan dalam mendukung manajemen bencana di Indonesia,” ujar Deputy Executive Director PDC, Chris Chiesa, Senin (25/9).
Ia menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir institusi yang berbasis di Hawaii ini telah bekerja sama dengan lembaga pemerintah yang menangani manajemen bencana, seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Infomasi Geospasial (BIG) dan lainnya. Namun, menurutnya, untuk memberikan pengaruh yang lebih besar pihaknya perlu turut melakukan sinergi dengan perguruan tinggi yang memiliki kepakaran tidak hanya dalam kebencanaan tapi juga dalam bidang lain yang bisa diterapkan dalam manajemen bencana.
“UGM memiliki kepakaran yang kuat dalam bidang bencana dan ilmu sosial, jadi kami ingin dapat membawa pakar-pakar dari UGM untuk dapat berkolaborasi bersama kami,” imbuhnya.
Chris menyebutkan salah satu bentuk kegiatan yang dapat dikerjakan, yaitu pelatihan atau pengembangan kapasitas dari para pegawai badan penanggulangan bencana, setidaknya hingga tingkat provinsi. Para pegawai yang telah dilatih ini diharapkan dapat memberikan pembekalan serupa kepada staf di daerah.
Ia pun berharap kolaborasi yang dilakukan dengan UGM ini dapat mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas penanganan bencana di Indonesia, termasuk dalam penanganan bencana vulkanik yang terjadi saat ini.
“Saya yakin ini akan menjadi kolaborasi yang sangat baik dan akan membawa dampak yang berkelanjutan tidak hanya berhenti pada satu proyek,” kata Chris.
Pakar kebencanaan UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., menjelaskan bahwa melalui kerja sama ini para pihak dapat saling berbagi informasi untuk meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan dalan BNPB. Kegiatan ini akan difokuskan pada aplikasi penunjang pengambilan keputusan pengelolaan bencana, terutama pada sistem InAWARE PDC yang dioperasikan oleh BNPB dan menyangkut layanan informasi terkait serta penggunaannya dalam kejadian bencana dan latihan penanggulangan bencana.
“UGM sudah membangun early warning system yang datanya ada di seluruh Indonesia, tapi itu masih terpisah dari data pusat. Karena itu kami ingin mengintegrasikan data yang ada menjadi satu supaya di Indonesia ada satu platform yang dikelola oleh BNPB,” jelasnya.
Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., menyampaikan dukungannya akan rencana kolaborasi yang akan dilakukan antara ketiga pihak. Hsl ini, menurutnya, sejalan dengan upaya yang telah dilakukan UGM selama ini dalam mendukung kegiatan manajemen bencana.
“Saya senang kita bisa saling berkolaborasi dalam bidang kebencanaan ini. Harapannya ke depan kita bisa mengantisipasi serta meminimalkan efek bencana,” ujar Panut. (Humas UGM/Gloria; Foto: Firsto)