Rangkaian Dies Natalis ke-68 Universitas Gadjah Mada resmi dibuka Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng, Jumat pagi (29/9) di halaman Balairung UGM. Bunyi berbagai alat musik tradisional menandai pembukaan dies kali ini.
Pembukaan dimeriahkan dengan senam bersama para pimpinan universitas, pimpinan fakultas, dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa, serta penampilan tarian Reog Ponorogo. Sebagai bentuk kepedulian pada lingkungan, Rektor, Ketua MWA, Ketua SA, dan Ketua MGB pada kesempatan ini melepas berbagai jenis burung, diantaranya burung penthet, jalak suren, kepodang, anis merah dan kacer.
Dr. Harry Supriyono, S.H., M.Si selaku ketua panitia mengatakan Dies Natalis ke-68 UGM mengangkat tema Bersama UGM Bela Bangsa dan Negara. Dengan tema ini, UGM bermaksud menegaskan kembali posisinya sebagai lembaga pendidikan yang selalu menanamkan nilai-nilai cinta tanah air dan kebangsaan.
“Dengan tema ini menjadi pengingat bagi kita untuk selalu menanamkan nilai-nilai cinta tanah air melalui ilmu pengetahuan, teknologi serta budaya, dengan berpedoman pada prinsip-prinsip kesetaraan, keadilan dan penghormatan atas segala bentuk kebinekaan yang dimiliki anak bangsa,” katanya.
Harry Supriyono menjelaskan berbagai kegiatan akan digelar dalam rangka Dies ke-68 UGM, diantaranya seminar dan workshop, Gama Fair, UGM Expo, Indonesian Industry Research Forum (IIRF), kegiatan olah raga, kegiatan sosial, pagelaran budaya, penghargaan insan berprestasi dan UGM Award, Nitilaku Perguruan Kebangsaan dan Puncak Dies ke-68 UGM.
Untuk Gama Fair, kata Harry, akan dilaksanakan pada 24, 25 dan 26 November 2017 di lapangan Pancasila Grha Sabha Pramana, Bulaksumur. Kegiatan ini diisi festival mahasiswa rantau yang kuliah di UGM dengan berbagai ciri khas masing-masing.
Menurut Harry, Gama Fair merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengobati rasa rindu mahasiswa rantau kepada kampung halamannya. Berbagai macam penampilan akan ditampilkan Organisasi Mahasiswa Daerah (Ormada) dan Organisasi Mahasiswa lainnya dengan panggung utama sebagai hiburan pengunjung.
“Kita mengadakan kembali Gama Fair dan panggung utama akan diisi grup musik terkenal serta lokal hasil audisi. Di panggung ini pula akan digelar berbagai jenis kesenian tradisional dari seluruh penjuru nusantara,” jelasnya.
Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., mengatakan Bersama UGM Bela Bangsa dan Negara merupakan tema yang tepat dalam Dies ke-68 UGM. Tema ini sesuai dengan jati diri Universitas Gadjah Mada sebagai universitas nasional, universitas kebangsaan, universitas Pancasila, universitas kerakyatan dan sebagai pusat kebudayaan.
“Akhir-akhir ini bangsa Indonesia mengalami sedikit gangguan di dalam masalah kebangsaan, dan untuk itu UGM terus menggaungkan dan menyuarakan persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, kita terus amalkan dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan UGM dan banyak pihak diharapkan bangsa Indonesia terus menguat dan semakin cepat dalam mencapai kemakmuran. Peran UGM selama ini sangat besar di dalam menjaga keutuhan negara.
“Kami ucapkan selamat Dies ke-68 UGM, untuk kita semua, mudah-mudahan kita semakin bisa memberikan kontribusi yang besar untuk bangsa dan negara, UGM semakin jaya dan Indonesia semakin sejahtera. Kita bisa bekerja bersama-sama secara bersinergi, untuk kejayaan UGM dan untuk kemakmuran bangsa Indonesia,” imbuhnya. (Humas UGM/ Agung;foto: Firsto-Bani)