• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Menangkal Ateisme Melalui Penguatan Ideologi Pancasila

Menangkal Ateisme Melalui Penguatan Ideologi Pancasila

  • 04 Oktober 2017, 13:34 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 44941
Menangkal Ateisme Melalui Penguatan Ideologi Pancasila

Seiring proses globalisasi, segala paham asing yang tidak koheren dengan Pancasila berpotensi untuk tumbuh dan berkembang dalam alam pikir sebagian bangsa Indonesia. Salah satu paham itu adalah ateisme yang kini telah menjadi fakta kebudayaan global. Padahal, sila Ketuhana  Yang Maha Esa pada Pancasila menegaskan seluruh aspek kehidupan bangsa Indonesia dipandu oleh nilai-nilai ketuhanan yang bersifat universal. Karena itu, setiap paham yang cenderung membatasi hubungan dengan Tuhan itu harus ditolak.

Hal itu dikemukan oleh Dosen Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora, IAIN Salatiga, Agus Ahmad Suaidi, Lc., M.A., pada ujian terbuka promosi doktor di Fakultas Filsafat UGM, Rabu (4/10). Dalam disertasinya yang berjudul Problem Kejahatan dalam Perspektif Fenomenologi Edmund Husserl Kontribusinya Bagi Penguatan Landasan Filosofis Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Agus mengatakan paham ateisme berkorelasi positif dengan intoleransi karena ada pandangan bahwa agama adalah musuh dan musuh identik dengan penjahat. Menurutnya, untuk menangkal ateisme tidak cukup dilakukan dengan slogan-slogan agama atau ideologi tetapi harus mampu membantah poin demi poin pemikiran ateis. “Apalagi kemiskinan bisa mendekatkan orang pada ateisme, namun pengalaman di Eropa, kesejahteraan juga menyebabkan orang bisa menjadi ateis,” katanya.

Namun demikian, rasa ketuhanan juga dapat terkikis oleh sikap yang ditumbuhkembangkan di lingkungan akademis yakni kritisme atas lembaga agama dan nilai atau ide-ide agama. Kritisme ini dapat memantik ateisme. Namun, sejauh kritisme menyangkut aspek kelembagaaan sekuler maka tidak terlalu riskan, namun jika sudah menyasar nilai-nilai suci agama maka pertanda ateisme sudah mulai muncul. “Kritisme atas nilai-nilai agama akan langsung berimplikasi pada peminggiran peran agama itu sendiri dalam kehidupan,” katanya.

Ia berkesimpulan, merawat hubungan manusia dengan Tuhan dan pada saat yang sama bersikap positif terhadap kehidupan akan melahirkan kehidupan yang penuh makna dan seimbang antara jasmani dan rohani, dunia dan akhirat, pribadi dan masyarakat.

Soal penanggulangan problem kejahataan korupsi dan sebagainya, menurutnya, tidak bisa diselesaikan lewat penindakan hukum semata. Ia mengatakan bahwa proses ke arah pencegahan korupsi bisa dimulai dari ruang lingkup keluarga tentang pentingnya anggota keluarga untuk menghindari perilaku kejahatan serta menguatkan peran agama dan perilaku moral yang baik.

Ia berpendapat lembaga hukum semacam KPK tidak akan menyelesaikan masalah korupsi pada operasi tangkap tangan (OTT) karena perilaku korupsi faktanya terus bertambah. Untuk itu ia mengusulkan agar KPK juga lebih serius pada upaya proses pencegahan. “Saya melihatnya para koruptor dan calon koruptor akan bertambah sementara sumber daya KPK terbatas,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Produk Legislasi dan Regulasi Tidak Sesuai Nilai-Nilai Pancasila

    Friday,04 June 2010 - 20:54
  • Ideologi Bangsa Harus Diperkuat

    Thursday,03 March 2016 - 14:42
  • Komitmen UGM dalam Penguatan Ideologi Pancasila

    Friday,02 June 2017 - 15:13
  • Kongres Pancasila IX Siapkan Rekomendasi kepada Pemerintah

    Monday,24 July 2017 - 8:12
  • Ketahanan Nasional Indonesia Mengalami Penurunan

    Tuesday,01 November 2016 - 15:49

Rilis Berita

  • Raih Doktor Usai Kaji Potensi Minyak Atsiri Rimpang Lengkuas Untuk Pakan Ternak 20 March 2023
    Penelitian penggunaan minyak atsiri lengkuas pada pakan sapi perah menjadi puncak kajian Dewi Rat
    Agung
  • Pertama Kalinya Sejak Pandemi, UGM Kembali Gelar Faculty Fair 18 March 2023
    Universitas Gadjah M
    Gloria
  • UGM Raih Penghargaan Media Sosial Terbanyak Sektor Perguruan Tinggi PR Indonesia Awards (PRIA) 2023 18 March 2023
    Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali berhasil meraih beberapa penghargaan pada ajang Public Rela
    Gusti
  • Raih Doktor Usai Kaji Makna Determinasi Waktu-Kematian 17 March 2023
    Disertasi Makna Determinasi Waktu-Kematian Berbasis Ide Kehendak Bebas Bagi Rekonstruksi Kons
    Agung
  • Fakultas Hukum UGM dan Kementerian Perdagangan RI Gelar Sosialisasi Anti-Dumping 17 March 2023
    Ketatnya persaingan dagang internasional turut mendorong negara-negara untuk menyusun r
    Satria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual