Sebanyak 1.132 pemuda dari 29 provinsi di Indonesia mengikuti kompetisi Sociopreneur Muda Indonesia (Soprema), ajang pemilihan wirausaha muda yang bergerak dalam bidang sosial. Kegiatan yang difasilitasi oleh Fisipol UGM ini diikuti 90 kelompok usaha dalam dua kategori, start up dan kick off. Ajang pemilihan wirausaha sosial ini diharapkan menumbuhkan semangat wirausaha pemuda dalam memecahkan persoalan sosial dan ekonomi di masyarakat.
Direktur Pelaksana Soprema, Dr.Hempri Suyatna, mengatakan kegiatan semacam ini menumbuhkan semangat pemuda untuk ikut serta memecahkan persoalan sosial di masyarakat serta mengurangi angka jumlah pengangguran di daerah. ”Angka pengangguran terbuka lulusan perguruan tinggi saja sudah 15 persen, kita harapkan program ini semacam solusi memecahkan persoalan sosial dan ekologis,” kata Hempri.
Menurut Hempri, tidak sekadar ajang pencarian bakat wirausaha, kegiatan ini akan dilanjutkan dengan pendampingan dan pemberian akses modal bagi wirausaha yang menjadi pemenang. “Mereka tidak berhenti pada kompetisi dan akan terus berlanjut,” katanya .
Selain ikut kompetisi, peserta juga akan menggelar ekspo di Grha Sabha Pramana UGM dengan mengenalkan produk dan jenis usaha yang sudah dilakukan, “Ada 123 booth yang ikut di ekspo,” katanya.
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fisipol, Dr. Wawan Mas’udi, mengatakan Soprema sebagai kegiatan pemilihan wirausaha sosial merupakan satu-satunya kegiatan pengembangan kewirausahaan pemuda yang dikelola oleh universitas.
“Belum ada program sejenis di kampus lain. Melalui kegiatan ini kita ingin menegaskan posisi UGM sebagai socioentrepreneur university,” ujarnya.
Selain itu, kata Wawan, Soprema ikut serta mendorong mental kewirausahaan di kalangan pemuda. “Kita ingin ada pengembangan kewirausahaan sosial yang luar biasa. Tingginya minat para pemuda mengikuti kompetisi ini perlu direspons dan dikelola secara serius,” katanya.
Hal yang sama disampaikan oleh Direktur Kemahasiswaan UGM, Dr. Suharyadi, yang mengharapkan para peserta kompetisi ini bisa menjadi pemuda pelopor di daerahnya.”Bayangkan, jika setiap peserta menjadi pionir di daerahnya, persoalan sosial bisa diatasi,” katanya.
Asisten Deputi Menpora bidang Kewirausahaan Pemuda, Drs. Ponijan M.Pd., mengatakan dukungan Kemenpora pada Soprema dalam rangka mengapresiasi dan melakukan deteksi dini bakat pemuda yang menekuni wirausaha. Ia menambahkan program kewirausahaan berperan dalam pembentukan karakter. Pemerintah, menurutnya, tidak akan sekadar memberikan apresiasi penghargaan pada pemuda yang berprestasi namun akan ditindaklanjuti dengan pemberian pelatihan, pendampingan serta akses modal. “Kita akan melakukan pendampingan, promosi, dan akses modal,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)