Yogyakarta dikenal sebagai provinsi yang memiliki ciri khas yang unik dalam hal perkembangan politik dan budaya. Sebagai kota yang memiliki empat universitas negeri dan seratus lebih PTS, menjadikan Jogjakarta menyimpan potensi yang sangat menentukan dalam perkembangan pendidikan dan budaya di Indonesia. Sementara, sebagai penghasil SDM dan cendikiawan yang memiliki 54 ribu mahasiswa, 18 fakultas, ditambah mahasiswa pasca sarjana, UGM diharapkan berperan dalam pembangunan ke depan.
Sebagai kampus terbesar dan tertua, UGM sudah memberikan kontribusi yang tidak sedikit dalam memberikan pemikiran dan masukan-masukan dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Bahkan, sebagai universitas yang lahir di awal kemerdekaan, UGM telah ikut andil dalam mempertahankan kemerdekaan.
“Dalam lima tahun terakhir, para cendekiawan UGM telah memberikan pemikiran-pemikiran dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh negeri ini melalui lintas multi disiplin ilmu, program kepemimpian mahasiswa berkualitas, dan kebijakan publik,†ujar Prof Dr Agus Dwiyanto, saat membuka pertemuan Regional Center of Expertise on Sustainable Developmentâ€, di Ruang Multi Media UGM, Jumat, (9/2).
Menurut Wakil Rektor Bidang Kerjasama UGM, Universitas Gadjah Mada merasa senang karena telah dilibatkan, sekaligus menjadi tuan rumah dalam pertemuan regional para cendekiawan bidang pembangunan berkelanjutan. “Pertemuan ini begitu penting, saya harapkan dari pertemuan ini dapat menghasilkan masukan yang berguna bagi Pembangunan berkelanjutan ke depan,†ujar Pak Agus.
Sebagai bentuk kontribusi dan penghargaan terhadap bidang Pembangunan Berkelanjutan, Kata Pak Agus, Universitas Gadjah Mada pernah memberikan Anugerah HB IX Award kepada Prof Dr. Emil Salim sebagai salah satu tokoh yang telah berkiprah dalam bidang Pembangunan Berkelanjutan. Anugerah HB IX award tersebut merupakan salah satu bentuk penghargaan prestisius yang diberikan UGM kepada tokoh-tokoh yang peduli terhadap pendidikan dan lingkungan.
“Pada tahun 2003 penghargaan HB IX Award ini diberikan kepada Prof.Dr.Emil Salim. Beliau merupakan salah satu tokoh yang peduli kepada lingkungan dan pembangunan berkelanjutan,†tandas dosen Fisipol UGM.
Kata Pak Agus, Dalam Pertemuan ini UGM bertindak sebagai pemrakarsa dengan mengumpulkan para cendekiawan, serta menjalin kerjasama dengan Pemerintah Daerah Provinsi Jogjakarta. Berbagai pihak yang telah lama melakukan penelitian dan pendidikan, diharapkan turut serta mempromosikan pembangunan berkelanjutan, sebagaimana yang telah dilakukan di berbagai daerah lain di Indonesia.
Lebih lanjut,Pak Agus menjelaskan bencana gempa bumi 27 Mei 2006 lalu, telah meluluhlantakkan Jogjakarta dan Jawa Tengah. Akibat gempa tersebut, 200 ribu rumah hancur, dan setengah juta lebih orang tidak memiliki tempat tinggal. Oleh karena itu, menurut dia, program rekonstruksi pasca gempa yang dilakukan pemerintah tentunya memerlukan usaha dan kerja keras dari segenap pihak untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat.
“Karenanya, Ikatan Regional Cendekiawan Pembangunan Berkelanjutan Yogyakarta, akan mempromosikan program pembangunan berkelanjutan ke dalam program rekonstruksi gempa dengan tujuan membangun berkelanjutan pembangunan tanpa mematikan budaya lokal,†tukas Prof Agus Dwiyanto. (Humas UGM)