Duta Besar Republik Indonesia untuk Belgia, Luksemburg, dan Uni Eropa, H.E. Yuri O. Thamrin, mendorong agar lebih banyak lagi mahasiswa Indonesia yang dapat melanjutkan studi di Belgia.
“Kebanyakan orang Indonesia yang kuliah di Eropa lebih memilih di Jerman dan Inggris, sementara di Belgia hanya sedikit sekali jumlahnya. Padahal, negara ini sangat mengesankan dan biaya hidup di sana juga terbilang murah,” ujarnya Rabu (18/10) di Balai Senat UGM.
Dalam kesempatan ini, Yuri memberikan kuliah umum dengan tema “Dinamika Kemitraan Indonesia dan Uni Eropa: Peluang dan Tantangan.” Ia menjelaskan, kemitraan antara Indonesia dan negara-negara Uni Eropa termasuk Belgia menawarkan berbagai kesempatan bagi warga Indonesia, tidak hanya dalam bidang ekonomi dan perdagangan, tapi juga bidang pendidikan.
Yuri menambahkan, kemajuan ilmu pengetahuan yang dimiliki Belgia sudah cukup diakui sehingga mahasiswa Indonesia seharusnya mulai melirik perguruan tinggi di negara ini sebagai tempat tujuan untuk studi lanjutan.
“Dalam seratus tahun Belgia sudah mendapatkan 10 hadiah nobel. Ini menunjukkan kualitas ilmu pengetahuan di Belgia di berbagai bidang penelitian,” imbuhnya.
Selain memperkenalkan berbagai potensi yang dimiliki Belgia dan negara-negara Eropa lain bagi Indonesia, ia juga menyampaikan gambaran mengenai hubungan antara negara-negara Uni Eropa dan kaitannya dengan Indonesia. Meski banyak mengalami krisis dalam beberapa tahun terakhir, menurutnya, Uni Eropa tetap menjadi organisasi regional yang kuat sekaligus mitra yang potensial bagi Indonesia.
Karakter regionalisme negara-negara Eropa, ujarnya, membuat organisasi seperti Uni Eropa bisa memiliki kekuatan yang besar dan berpengaruh tidak hanya bagi negara Eropa tapi juga bagi negara yang bermitra dengan mereka.
“Keputusan atau output yang dihasilkkan sebagian besar mampu mengikat seluruh negara anggota dan memengaruhi negara-negara Eropa termasuk Indonesia,” ujarnya.
Karena itu, kata Yuri, pemahaman mengenai regionalisme ini menjadi penting bagi warga Indonesia yang ingin mengambil keuntungan dari pasar Eropa, termasuk para mahasiswa yang bercita-cita menjadi seorang diplomat.
“Salah satu alasan saya ke Jogja untuk meningkatkan pemahaman tersebut. Saya harap ada mahasiswa di sini yang nantinya dapat bekerja di Kementerian Luar Negeri dan menjadi diplomat yang jagoan sehingga dapat ditugaskan di tempat-tempat penting seperti di Eropa,” kata Yuri. (Humas UGM/Gloria; Foto: Bani)