
UGM kembali menggelar acara Sasana Debat Mahasiswa (SADEWA) tahun 2017. Kompetisi debat kali ini diikuti 34 tim, terdiri dari 24 tim debat bahasa Indonesia dan 10 tim debat bahasa Inggris.
Kompetisi debat untuk mahasiswa UGM ini akan berlangsung selama 4 hari, 21-22 Oktober 2017 dilanjutkan 28-29 Oktober 2017. Pembukaan kompetisi debat berlangsung di Auditorium Fakultas Kehutanan UGM diisi dengan talkshow dengan menghadirkan pembicara Rangga Almahendra, ST., MT., Ph.D, Direktur ADiTV, dan Raditya Putranti Darningtyas, Ketua EDS UGM 2017.
Anselmus Pasila Galla, ketua panitia SADEWA 2017, mengatakan kompetisi debat untuk mahasiswa UGM ini merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan Direktorat Kemahasiswaan UGM. Kegiatan ini bertujuan untuk memproliferasikan nilai-nilai berdebat serta membiasakan diri berbicara di depan umum.
“Dua hal tersebut dinilai penting untuk mahasiswa UGM, terlebih dalam konteks kekinian. Untuk kali ini, kita mengangkat tema Nilai Kebangsaan dalam Internalisasi dan Interdepedensi,” katanya.
Anselmus menambahkan dengan subtema Debating and its benefit, kegiatan ini nantinya diharapkan bisa meningkatkan jiwa bersaing serta kemampuan verbal guna memupuk rasa percaya diri para Gadjah Mada Muda. Selain itu, diharapkan akan menghasilkan generasi muda yang lebih berkualitas, kompeten, serta relevan dengan situasi global saat ini.
Basuki Indrawinata, S.IP, perwakilan dari Direktorat Kemahasiswaan UGM, mengungkapkan UGM senantiasa mendukung kegiatan semacam ini. Sebagai bentuk dukungan, UGM membuka kesempatan kepada mahasiswa-mahasiswa Sekolah Vokasi dan S1 untuk membentuk komunitas-komunitas.
“Direktorat kemahasiswaan membuka kesempatan untuk semua mahasiswa UGM membentuk komunitas-komunitas dan kita akan mendukung secara pendanaan. Silakan untuk membuat proposal,” katanya.
Sementara itu, Rangga Almahendra, ST,. MT., Ph.D, Direktur ADiTV, saat talkshow mengungkapkan ada banyak profesi yang saat ini mengandalkan kemampuan orang dalam berdebat. Contohnya, pengacara, profesi ini menunjukkan bagaimana seseorang yang pandai beretorika dan berargumentasi.
Oleh karena itu, menurut Rangga, kemampuan berdebat dan berargumentasi perlu untuk terus dilatih. Dengan kemampuan ini seseorang akan mampu merubah dunia.
“Salah satu kuncinya adalah lakukan dengan sepenuh hati. Berbicara dengan hati dan mata maka akan terpancar energi yang keluar dari kata-kata,” katanya. (Humas UGM/ Agung)