Hasil kajian Gamainatek (Gadjah Mada Inovasi Teknologi) terhadap kejadian longsor di Pangandaran belum lama ini menyimpulkan longsor terjadi karena faktor alam dan manusia. Melakukan kajian di lapangan selama lima hari, Tim Gamainatek menemukan beberapa titik longsor.
“Longsor terjadi karena kombinasi faktor alam dan aktifitas manusia,” ujar Prof. Dr. Dwikorita Karnawati, di Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Jumat (20/10).
Menurut Dwikorita, di daerah Pangandaran banyak perbukitan curam dengan struktur geologi berupa retakan-retakan batuan. Batuan-batuan lereng rapuh ini tertutup tanah yang tebal.
Lereng curam dengan tanah yang tebal ini, menurut Dwikorita, diduga berasal dari longsoran sebelumnya dari atas. Endapan-endapan longsor masa lalu inilah yang saat ini masih bertengger di lereng-lereng.
“Dikontrol oleh batuan tuf yang mengarah ke luar lereng. Selain itu, karena pengaruh manusia, sungai-sungai mengerosi tebing-tebing dan menjadikan lereng longsor. Banyak lereng-lereng dipotong untuk rumah dan ada yang dipotong untuk jalan,” tuturnya.
Dwikorita berharap hasil pengamatan tim Gamainatek di Pangandaran bisa diangkat sebagai peringatan dini daerah-daerah lain yang masih berpotensi terjadi longsor. Selain itu, hasil kajian tersebut bisa menghasilkan teknologi-teknologi baru, berupa alat early warning system lebih lanjut.
Peneliti Gamainatek lainnya, Dr. Wahyu Wilopo, menambahkan longsor Pangandaran terjadi karena dipicu hujan dalam seminggu secara terus-menerus. Hujan yang terjadi dengan intensitas sedang hingga deras, dan puncaknya pada malam Sabtu terjadi hujan deras sejak pukul 18.00.
“Hujan deras sejak Jumat (6/10) menyebabkan sungai dan anak sungai meluap sehingga menyebabkan banjir di wilayah Pangandaran,” jelasnya.
Karena itu, sarannya, perlu dilakukan perbaikan saluran drainase dan meminimalkan genangan air di lereng dan melakukan ronda lingkungan setelah hujan turun untuk melihat tanda-tanda longsor sekitar pekarangan.
“Yang penting dilakukan juga adalah menutup retakan jika ditemukan di lapangan dengan material kedap atau terpal, lapor pihak berwajib dan mengungsi dulu waktu hujan turun bagi yang tinggal di daerah rentan longsor,” imbuhnya. (Humas UGM/ Agung)