
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor unggulan Indonesia. Penerapan teknologi dalam bidang pertanian dirasa penting untuk menunjang dan meningkatkan kualitas serta kuantitas produk pertanian Indonesia. Sebagai salah satu upaya dalam mendukung kemajuan pertanian, Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan International Conference on Technology Agriculture (ICTA) pada 26-27 Oktober 2017. ICTA merupakan konferensi bertaraf internasional yang membahas bidang teknologi pertanian. Setidaknya 84 peserta dari berbagai negara di dunia hadir dalam konferensi internasional tersebut.
ICTA 2017 terbagi dalam lima simposium yang terdiri dari Sustainable Tropical Forestry, Innovative and Emerging Agricultural Technology and Management, Suistanable tropical Agriculture, Suistainable Tropical Animal Production and Helath, dan Socio-economic Dimensions in tropical Agriculture. Mengangkat tema besar “Integrated and Suistainable Tropical Agriculture” ICTA menghadirkan narasumber ahli dari dalam dan luar negeri. Beberapa narasumber yang hadir pada ICTA 2017, yakni, Diogo Monteiro (Newcastle University, UK), Prof Abdulrahman Aldawood (King Daud University), Takashi Okayasu, Ph.D (Kyushu University, Japan), Dr. Allan Spessa (Swenswa University, UK), Prof. Siti Subandiyah (UGM), dan Prof. Agnesia Endang Tri Hastuti Wahyuni (UGM).
Diogo Monteiro pada ICTA 2017 memaparkan materinya berjudul “Are Private Food Quality Standards Contributing to Suistainability and Trade?.” Menurut Diogo, standar kualitas makanan timbul dari kebutuhan untuk mengurangi biaya transaksi dan menentukan karakteristik produk dan proses untuk memudahkan jual beli antara penjual dan pembeli.
Codex alimentarius FAO dan International Organization for Standardization (ISO) menetapkan karakteristik produk dan standar kualitas makanan yang digunakan oleh perusahaan dan pemerintah.
“Standar kualitas makanan adalah norma dan peraturan yang dirancang untuk memastikan produk memiliki atribut tertentu atau mengikuti metode produksi,” jelas Monteiro. (Humas UGM/Catur)