Komunitas Kagama Virtual bekerjasama dengan Rumah Alumni UGM sukses mengadakan kegiatan Peringatan Sumpah Pemuda. Ada tiga agenda dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-89 yang diselenggarakan oleh Kagama Virtual. Agenda-agenda tersebut yakni, Lomba Penulisan Cerpen Nasional dengan tema “Aku Indonesia,” Malam Peringatan Sumpah Pemuda, dan Kagama Virtual Berbagi. Malam Peringatan Sumpah Pemuda diadakan di Balairung UGM pada Jumat (27/10). Pada malam tersebut juga dilakukan pengumuman pemenang Lomba Cerpen “Aku Indonesia” dan orasi kebudayaan oleh Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr. (Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan), Ganjar Pranowo (Ketua Umum PP Kagama) dan Dr. Abdul Gaffar Karim.
Djagal yang berkesempatan memberi orasi pertama menyampaikan bahwa UGM berniat menyuarakan nilai kebangsaan dan nilai keindonesiaan melalui media virtual. Kalau tidak maka para mahasiswa akan termakan ajakan-ajakan negatif yang menyeleweng dari nilai-nilai tersebut. Ia berharap Kagama Virtual dapat turut membantu menularkan nilai kebudayaan, nilai keindonesiaan, nilai Pancasila kepada mahasiswa yang masih menempuh studi di UGM. “Oleh karena itu, alumni dan almamater diharapkan dapat bekerjasama dalam menyelamatkan anak bangsa ke arah yang lebih baik,” ujar Djagal.
Sementara itu, Gaffar pada orasinya mengatakan bahwa semangat berkonsensus saat ini mulai hilang. Gaffar bercerita bahwa rangkaian peristiwa Sumpah Pemuda saat itu merupakan rangkaian penuh konsensus. Ia melanjutkan bahwa masa itu para pemuda dan pemudi membangun kesepakatan sosial yang membangun Indonesia. Menurutnya, wujud konsensus itu adalah Pancasila. Namun, menurut Gaffar, saat ini Pancasila diberlakukan sebagai dogma daripada menjadi konsensus.
“Kita harus bisa belajar mengenai konsensus dan kembali ke Pancasila sebagai metodologi berpikir karena Pancasila disusun sebagai ideologi yang menyatukan,” ujar Gaffar.
Diakhir acara, Ganjar Pranowo berkesempatan menyampaikan orasinya. Menurut Ganjar, bersatu adalah kata kunci untuk menghadapi tantangan dan memajukan sebuah bangsa. Ia menambahkan bahwa tantangan pemuda dan pemudi saat ini terletak pada pudarnya identitas kebangsaan. Menurutnya, seharusnya kemajuan terjadi di segala bidang tetapi jangan sampai kehilangan kebudayaan bangsa yang dimiliki. Ganjar menuturkan bahwa semangat generasi muda penting untuk kemajuan peradaban.
“Kita tidak mungkin menjadi bangsa maju tanpa generasi muda yang progresif tapi berkepribadian mulia,” tutur Ganjar. (Humas UGM/Catur)