Pertanian agroindustri memiliki sifat kepekaan terhadap kekurangan dan kelebihan air. Sehingga tinggi rendah produktivitas ditentukan pasokan air terhadap tanaman. Oleh karena itu, dalam kurun waktu jangka panjang diperlukan jaminan kepastian pasokan air dan pengagihan air yang sesuai.
Demikian pemaparan dosen Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang, Ir Eri Gas Ekaputra MS, saat ujian doktor di Sekolah Pascasarjana UGM, Senin, (19/2). Promovendus mempertahankan desertasi berjudul “Dinamika Hasil Air Daerah Aliran Sungai Ditinjau Dari Keberlanjutan Sumberdaya Air Untuk Pertanianâ€, dengan promotor Prof Dr Ir Putu Sudira MSc dan ko-promotor Prof Dr Ir Sahid Susanto MS serta Prof Dr Ir Darmadi MS.
“Ketidakpastian pasok air di Indonesia yang beriklim muson tropis, dipengaruhi sifat hujan dalam bentuk sebaran tebal hujan, frekuensi dan durasi hujan per musim yang beragam. Kondisi ini sering menyebabkan terjadinya penyimpangan penyediaan air untuk irigasi, baik kekurangan ataupun kelebihan air,†ujar Eri Gas Ekaputra.
Ketidakpastian pasok air di kawasan muson tropis, serta meningkatnya kebutuhan air sebagai akibat peningkatan pertumbuhan penduduk, pengembangan wilayah dan aktivitas manusia, kata Eri Gas, berpengaruh pada penurunan daya dukung alam terhadap pengendalian dan penyediaan air di DAS. Hal ini terlihat di beberapa aliran sungai yang tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan air baik secara kualitas maupun kuantitas.
“Untuk itu diperlukan cara penyelesaian persoalan tersebut, melalui pertimbangan alternative pemecahan pengendalian sumberdaya air di DAS dan pola pemanfaatannya, sehingga dapat mempertahankan keberlanjutan sumberdaya air untuk masa datang,†tandas peneliti Pusat Studi Irigasi Sumberdaya Air, Lahan, dan Pembangunan (PSI-SDALP) Universitas Andalas.
Kata Eri Gas Ekaputra, keberlanjutan manfaat sumberdaya air untuk pertanian agroindustri di kawasan muson tropis, memerlukan pengendalian perilaku penyedia dan pengguna, dalam nilai keandalan, kelentingan dan kerusakan sumberdaya air di daerah aliran sungai (DAS). Untuk itu, kata dia, pranata pengelolaan sumberdaya air dalam bentuk keberlanjutan manfaat, mengandung makna kesepadanan teknologi antara sumberdaya air sebagai sistim alami (energi, waktu, ruang dan keanekaragaman) dengan piranti sistim teknologi (teknoware, humanware, organoware, dan infoware).
“Perubahan salah satu dari subsistim tersebut, akan merubah keseimbangan dinamika hasil air DAS yang disebabkan oleh pergeseran kemampuan DAS dalam menyimpan dan mengendalikan pelepasan air,†tukas staf ahli bidang Sumberdaya Air PT Mega Strukturindo Konsultan 1995-1999.
Setelah mempertahankan desertasinya, pria kelahiran Sumanik 5 Desember 1962 ini, dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan, sekaligus meraih doktor bidang ilmu pertanian dari UGM. (Humas UGM).