
Di tengah maraknya perdebatan mengenai kehadiran transportasi online, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menyatakan bahwa pemerintah akan tetap mempertahankan keberadaan transportasi ini.
“Tidak ada maksud pemerintah untuk meniadakan. Justru kami melegitimasi agar mereka bisa beroperasi,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam acara Emtek Goes to Campus, Selasa (31/10) di Grha Sabha Pramana UGM.
Dalam persaingan antara kedua jenis transportasi ini, ia menekankan bahwa pemerintah tidak ingin mendukung yang satu dan mengabaikan yang lain, tetapi berusaha agar tercipta kesetaraan sehingga keduanya dapat berjalan secara selaras dengan aturan yang jelas yang pada akhirnya memberikan keuntungan bagi banyak pihak.
Ia menyatakan bahwa kehadiran penyedia transportasi jenis baru ini seperti halnya perubahan lain yang dibawa perkembangan teknologi adalah sebuah keniscayaan. Meski demikian, ia menekankan bahwa perubahan ini harus berjalan secara bertahap dan terkendali, untuk memberikan ruang bagi pelaku transportasi konvensional menyesuaikan diri.
“Ini adalah keniscayaan yang harus kita tampung dan atasi, tapi jangan sampai terjadi dengan serta merta. Kita harus bisa mengatur dan turut memikirkan mereka yang terdampak dari perubahan ini,” imbuh alumnus UGM ini.
Agar tidak ada pihak yang dirugikan, ia mendorong pelaku transportasi konvensional untuk mulai menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi agar tidak tergusur. Budi menyebutkan bahwa beberapa penyedia transportasi konvensional yang mulai mengembangkan layanan mereka terbukti mampu tetap bertahan di tengah serbuan transportasi model baru ini. Ia pun mengapresiasi inovasi-inovasi yang ia temui di Yogyakarta, yaitu beberapa penyedia transportasi konvensional telah turut mengadopsi teknologi digital yang memudahkan pengguna mereka.
“Ada cara-cara tersendiri bagi mereka untuk dapat tetap bertahan. Yang mau berubah bisa bertahan, beberapa yang tidak berubah akhirnya mati,” ucapnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, Budi mengaku bahwa kementerian tempatnya bekerja pun harus melakukan berbagai perubahan untuk mengikuti tuntutan pada era digital. Meski diperlukan penyesuaian, baginya perubahan ini justru membantunya dalam menjalankan tugas sebagai Menteri Perhubungan.
Ia menyebutkan salah satu contoh bagaimana koordinasi yang ia lakukan untuk memantau jalannya arus mudik pada saat lebaran lalu hanya dimungkinkan dengan adanya komunikasi yang baik serta didukung teknologi terkini.
“Tidak mungkin saya dalam satu hari dapat memantau berbagai daerah di Indonesia. Tapi dengan teknologi komunikasi saya bisa rapat dengan seluruh pimpinan di bidang transportasi, pelabuhan, dan semua yang terkait, dan keputusan penting bisa dengan cepat kami ambil dan eksekusi,” jelasnya.
Ia tidak memungkiri bahwa hal ini juga menghadirkan tekanan baginya karena dengan penyebaran informasi yang semakin cepat, kesalahan kecil yang terjadi bisa langsung tersebar dalam waktu 1 hingga 2 jam. Meski demikian, ia melihat tekanan tersebut sebagai sesuatu yang bermanfaat dan mendorong pemerintah untuk bekerja dengan lebih baik.
Karena itu, ia mengajak mahasiswa yang lebih memahami mengenai perkembangan teknologi beserta dampaknya untuk membantu pemerintah dalam memikirkan kebijakan yang tepat dan inovatif untuk mengatasi persoalan yang mungkin muncul.
“Saya meminta dukungan dari generasi milenial karena kami membutuhkan Anda yang benar-benar mengerti tentang hal ini. Masukan-masukan Anda bisa menjadi bahan pikiran saya untuk membuat suatu kebijakan,” tutur Budi.
Acara EMTEK Goes to Campus ini diselenggarakan atas kerja sama antara UGM dengan Emtek yang memiliki berbagai platform media, seperti SCTV, Indosiar, bola.com, dan lainnya. Acara yang berlangsung selama tiga hari, Senin-Rabu tanggal 30 Oktober-01 November 2017 menghadirkan workshop dari berbagai pembicara terkemuka serta memberikan kesempatan pada pelajar dan mahasiswa di Kota Yogyakarta sekitarnya untuk mengikuti lomba Mobile Journalism & News Presenter. (Humas UGM/Gloria; Foto: Firsto)