
Geography Study Club, Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada baru saja menyelenggarakan Seminar Nasional bertajuk “Region Sustainable Development Challanges and Opportunities for Developing Region.” Seminar tersebut merupakan salah satu rangkaian acara dari Geo-Environment Student Challenge 2017. Seminar yang digelar pada Minggu (5/11) di Auditorium Merapi Fakultas Geografi UGM tersebut menghadirkan beberapa pembicara kunci. Hadir sebagai pembicara pada seminar tersebut, yaitu Sudirman Said, M.B.A. (Menteri ESDM Tahun 2014-2016) dan Prof. Ir. Wimpie Agoeng Noegroho A, MSCE, Ph.D (Deputi BPPT Nasional Bidang Pengembangan Sumber Daya Alam).
Sudirman Said berkesempatan untuk menyampaikan paparan materi pertama. Ia memaparkan materinya yang berjudul “Menjaga Keberlanjutan Pembangunan — Catatan Pengalaman di Sektor ESDM.” Menurut Sudirman, musuh pembangunan berkelanjutan saat ini adalah sikap terlalu pragmatis, berpikir jangka pendek, kebijakan populis, dan praktik ekonomi berburu rente.
Menteri ESDM 2014-2016 itu juga menyatakan ada beberapa tantangan menuju Indonesia 2045. Menurutnya, Indonesia harus beralih dari pola pertumbuhan yang digerakkan oleh sumber daya serta bergantung pada modal dan tenaga kerja. Ia menambahkan bahwa Indonesia harus beralih menuju pola pertumbuhan yang berbasis produktivitas tinggi serta inovasi.
Lebih lanjut Sudirman menjelaskan ada beberapa kunci menuju pola pertumbuhan berbasis produktivitas dan inovasi. Kunci yang dimaksud Sudirman diantaranya pertumbuhan yang lebih merata di seluruh wilayah Indonesia. Selanjutnya adalah infrastruktur dan konektivitas yang mendukung pertumbuhan serta inovasi dan teknologi dalam mendorong pemanfaatan sumber daya. Kunci terakhir adalah kualitas sumber daya manusia yang andal untuk bersaing secara global, ketahanan pangan serta energi.
“Semua kunci tadi memiliki prasyarat yakni reformasi birokrasi, penegakkan hukum dan pemberantasan korupsi,” jelas Sudirman.
Sudirman menjelaskan tugas untuk reformasi membutuhkan pemahaman atas tiga hal pokok, yakni people, structure, dan culture. Menurutnya, kredibiltas yang didukung dengan integritas akan membangun kompetisi dan jaringan. Tiga hal ini harus dijaga dengan mengontrol ego.
“Jaga integritas dan kejujuran karena itu pintu masa depan,” tegasnya. (Humas UGM/Catur)