Penggunaan bahan bakar semakin tinggi dan kualitas udara semakin memburuk. Transportasi memiliki kontribusi yang cukup besar dalam pengunaan bahan bakar dan polusi udara.
Di wilayah Jakarta dan sekitarnya jumlah kendaraan bermotor tahun 2004 mencapai sekitar 4,5 juta kendaraan dan jumlah ini meningkat sekitar 11% per tahun. Dari jumlah ini lebih dari 60.000 kendaraan yang mengangkut sekitar 1,2 juta orang melakukan perjalanan setiap hari di wilayah Botabek (Bogor, Tangggerang, Bekasi) menuju Jakarta. Proporsi jumlah kendaraan pribadi sangat tinggi, yakni 98 % dibandingkan kendaraan umum yang hanya 2%. Konsekuensi dari banyaknya kendaraan pribadi ini adalah kemacetan dan polusi udara yang sangat tinggi di Jakarta.
“Salah satu cara untuk mengurangi penggunaan bahan bakar dan polusi udara adalah dengan mengurangi jumlah kendaraan, dan ini hanya memungkinkan apabila penggunaan angkutan umum ditingkatkan. Kebijakan untuk meningkatkan penggunaan angkutan umum harus dicanangkan oleh penerintah secara tegas seperti di luar negeri,†ujar Prof. Dr. Ir. Siti Malkamah, M.Sc dalam pengukuhan Guru besarnya Rabu (21/2) di Balai Senat UGM .
Menurut Guru besar fakultas Teknik ini, Transportasi umum mempunyai peran yang sangat stategis dalam menyediakan transportasi yang efisien. Namun demikian, upaya untuk menyediakan transportasi umum yang handal bukanlah sutu hal yang mudah. Salah satu kendala adalah bahwa pengalokasian dana untuk sektor transportasi, khususnya dana untuk angkutan umum yang memerlukan kesadaran dan kemauan politik.
“Pemerintah sebagai regulator mempunyai peran penting dalam memantau, mengevalusasi kinerja operator, menentukan jumlah kendaraan optimal yang dioperasikan berdasarkan kebutuhan penumpang, menghitung biaya operasional kendaraan (BOK), penetapan tarif dan subsidi serta merencanakan pengembangan trayek. Pelaksanakan program angkutan umum ini harus melibatkan SDM yang kompeten dan profesional,†kata perempuan kelahiran Jogjakarta, 2 mei 1963. (Humas UGM)