Kemajuan di dalam fisika memerlukan suatu imaginasi dan kreativitas. Hal ini ditunjukkan dengan hasil kerjasama antar fisikawan dengan ilmuwan berbagai latar belakang yang berbeda dan melibatkan pula pertukaran ide dan teknik-teknik dengan ilmuwan dari luar fisika.
“Di dalam fisika sendiri, sesungguhnya terdapat tiga kelompok besar aktivitas, yaitu eksperimental, komputasional dan teoritikal, meskipun masih ada yang memperluasnya dengan fisika terapan dan lain sebagainya,†ungkap Prof Dr Kusminarto, dalam pidatonya saat dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM, Selasa, (27/2), di ruang Balai Senat UGM.
Dalam pidato berjudul “Fisika: Penerapannya Dalam Bidang Medisâ€, Prof Kusminarto menguraikan, bahwa fisika merupakan ilmu pengetahuan empiris. Ketrampilan dan metode yang digunakan adalah bagian integral dari fisika. Tes akhir validitas setiap teori adalah apakah teori tersebut cocok dengan eksperimen.
Banyak penemuan-penemuan penting yang dibuat sebagai hasil pengembangan suatu teknik eksperimen baru. Sebagai contoh, kata Prof Kusminarto, teknik yang dikembangkan untuk mencairkan gas helium secara berturutan mengarah pada penemuan yang sama sekali tak terduga tentang superkonduktivitas, superfluiditas dan seluruh bidang fisika temperatur rendah. Instrumen yang dikembangkan di bidang fisika dapat diterapkan di cabang ilmu pengetahuan lain.
“Sebagai contoh, radiasi electromagnet yang dipancarkan oleh mesin pemercepat elektron yang semula dirancang untuk mempelajari partikel elementer, sekarang digunakan untuk mempelajari sifat-sifat bahan di dalam ilmu keteknikan, biologi dan kedokteran,†tandas pria kelahiran Klaten 8 Desember 1953, suami Drg Prabawati, ayah dua putra. (Humas UGM).