Guru Besar bidang Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Prof. Dr. Ir. Eustachius Purnama Darmadji, M.Sc., meninggal dunia pada Kamis (16/11) di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta. UGM merasa kehilangan atas kepergiannya menghadap Tuhan mengingat almarhum merupakan salah satu putra terbaik yang dimiliki UGM.
Almarhum dimakamkan di peristirahatan terakhir di makam Keluarga UGM Sawit Sari pada Jumat (17/11). Sebelumnya, jenazah almarhum disemayamkan di Balairung UGM untuk mendapatkan penghormatan terakhir dari keluarga besar UGM.
Ketua Dewan Guru Besar UGM, Prof . Dr. Ir. Putu Sudira, M.Sc., saat memimpin penghormatan terakhir menyatakan almarhum selama hidupnya telah banyak menyumbangkan pemikiran khususnya tentang teknologi asap cair dan penggunaannya untuk berbagai keperluan. Saat pidato pengukuhan Guru Besar berjudul “Teknologi Asap Cair dan Aplikasinya pada Pangan dan Hasil Pertanian” yang disampaikan pada 28 April 2009, Prof. Purnama Darmadji mengungkapkan teknologi pengasapan telah digunakan secara luas dalam bidang pengolahan pangan dan hasil pertanian.
“Dalam bidang pangan, teknologi pengasapan digunakan sebagai upaya pengeringan sekaligus penghasil aroma dan rasa pangan. Di bidang hasil pertanian pengasapan digunakan untuk proses pengeringan sekaligus pengawetan, dan pengasapan ini berefek positif pada keawetan produk yang diasapi,” kata Putu.
Selaras dengan meningkatnya kesadaran atas keamanan pangan dan lingkungan, kata Putu, muncul inisiatif agar uap asap yang berwarna hitam dan berbahaya bagi lingkungan diubah menjadi produk konsentrat cair. Produk konsentrat cair yang lebih dapat dikendalikan untuk proses pengasapan, pengawetan, dan pengolahan produk pangan hasil pertanian.
“Almarhum Prof. Purnama Darmadji merespons hal ini dengan melakukan berbagai penelitian yang kemudian membuktikan asap cair multiguna dalam berbagai varian, seperti dalam pembuatan tepung asap, permen dengan cita rasa rokok dan pembuatan perekat phenol,” imbuhnya.
Dalam pandangan Putu Sudira, almarhum merupakan sosok akademisi yang komitmen dan konsisten dalam mengupayakan pengembangan penelitian multidisiplin. Selain itu, almarhum senantiasa mendorong kerja sama riset dan industri yang saat ini menjadi perhatian utama UGM.
“Oleh karena itu, marilah kita antarkan almarhum ke peristirahatan terakhir dengan doa semoga diberikan tempat yang paling mulia di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberikan ketabahan dan di UGM terus bermunculan ilmuwan yang cemerlang seperti almarhum,” tutur Putu Sudira. (Humas UGM/ Agung;foto: Bani)