UGM meluncurkan sistem informasi terintegrasi yang diberi nama SIMASTER, Jumat (17/11) di Solo.
Pada pengembangan tahap kedua ini, integrasi pangkalan data dan sistem informasi dalam SIMASTER telah mencapai 50 persen dari keseluruhan sistem dan basis data dari fakultas serta unit-unit di lingkungan UGM.
“Ini adalah integrasi tahap kedua. Ke depan kita ingin sistem-sistem di UGM yang begitu banyak ini bisa menjadi satu,” ujar Direktur Sistem dan Sumber Daya Informasi UGM, Widyawan, S.T., M.Sc., Ph.D., dalam kegiatan Workshop Pengembangan Sistem Informasi Trimester 2 dan Peluncuran SIMASTER UGM.
Setelah meluncurkan SIMASTER versi website, DSSDI membangun SIMASTER versi mobile, baik dari android maupun IOS, dengan fitur-fitur yang tidak jauh beda dengan versi website, untuk memberikan kemudahan akses bagi penggunanya.
Meski demikian, Widyawan mengaku bahwa integrasi ini bukanlah hal yang mudah karena ada beragam prosedur dan aturan yang harus terlebih dahulu dibuat.
“Terkadang problemnya itu tidak di teknis, tapi kebijakan. Oleh karena itu, UGM harus mengembangkan SOP-nya dulu,” imbuhnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, Wakil Rektor UGM Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Sistem Informasim Dr. Supriyadi, M.Sc., Ak., menyatakan akan mendukung proses integrasi ini dengan kebijakan-kebijakan yang diperlukan. Ia menuturkan bahwa aturan-aturan yang ada saat ini tidak seharusnya menjadi hambatan untuk pengembangan-pengembangan yang memang ditujukan untuk kepentingan bersama.
“Peraturan itu subjek yang bisa diubah. Kalau memang sudah tidak sesuai dengan perkembangan kondisi yang kita ubah,” kata Supriyadi.
Ia mengungkapkan, integrasi sistem informasi adalah sesuatu yang harus dimiliki untuk perguruan tinggi besar seperti UGM, selain untuk meningkatkan efisiensi juga untuk menyeragamkan data yang dimiliki oleh setiap unit.
Dengan SIMASTER UGM ini diharapkan layanan teknologi informasi menjadi lebih terarah, termonitor dan bisa memberikan kenyamanan bagi sivitas akademika.
“Karena UGM adalah universitas yang besar kita punya sumber daya yang luar biasa. Jadi, sekarang bagaimana kita bisa mengembangkan hal tersebut untuk mencapai sesuatu yang luar biasa,” ujarnya.
Supriyadi menambahkan di tahun mendatang proses integrasi ditargetkan telah mencapai 75 persen dengan sistem dan alur penggunaan yang lebih baik. Ia berharap melalui sistem ini DSSDI dapat menjadi tulang punggung bagi pengembangan UGM serta untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan.
“Kita tidak ingin DSSDI hanya mengatasi masalah teknis, tapi menjadi tulang punggung UGM, membuat strategi untuk mencapai target yang besar. Kalau sistemnya sudah sepenuhnya terintegrasi, ini akan sangat efisien,” tuturnya. (Humas UGM/Gloria)