Duta Besar Jepang untuk Indonesia, H.E. Masafumi Ishii, berkunjung ke UGM untuk mengisi acara Ambassadorial Lecture, Senin (20/11) di Auditorium Perpustakaan UGM.
Dalam acara ini, ia menyampaikan kuliah dengan tema “Maju Bersama, Kerja Bersama! Japan-Indonesia Strategic Partnership” berkaitan dengan kemitraan Indonesia dan Jepang yang telah berlangsung selama hampir 60 tahun beserta rencana-rencana ke depan.
“Indonesia adalah salah satu mitra strategis yang paling penting bagi Jepang, mitra yang terpercaya,” ujarnya mengenai peran Indonesia bagi Jepang.
Masafumi menyebut Indonesia sebagai kunci bagi kebijakan luar negeri Jepang yang disebut sebagai free and open Indo-Pasific strategy, yaitu sebuah strategi untuk meningkatkan konektivitas antara negara-negara Asia dan Afrika serta mempromosikan stabilitas dan kesejahteraan regional.
Selain itu, peran Indonesia dalam politik dan ekonomi global dianggap akan semakin besar dalam beberapa tahun ke depan seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meningkat.
“Saat ini, Indonesia sudah jadi negara yang paling berpengaruh di ASEAN, dan ke depan perannya akan semakin besar karena populasi terus meningkat dan pertumbuhan ekonomi saat ini 5 persen,” imbuhnya.
Menjelang peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang pada tahun 2018 mendatang, ujarnya, pemerintah Jepang dan Indonesia telah mencanangkan berbagai upaya bersama untuk mempererat hubungan dua negara.
“Ini adalah sebuah kesempatan emas untuk memperkuat relasi di waktu-waktu mendatang,” kata Masafumi.
Penguatan relasi ini salah satunya dilakukan dengan memperkuat kemitraan dalam bidang ekonomi. Dalam bidang ini, pemerintah Jepang mengaku siap untuk membantu Indonesia dalam mempersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk pembangunan ekonomi nasional.
“Perusahaan-perusahaan Jepang telah banyak melakukan investasi dan menyerap tenaga kerja Indonesia. Untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia juga memerlukan infrastruktur yang baik, dan kami siap mendukung itu,” jelasnya.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini yang mencapai 5%, menurutnya, adalah hal yang baik dan perlu dipertahankan. Meski demikian, ia mendorong agar pertumbuhan Indonesia ditingkatkan hingga mencapai 6% hingga 7% untuk mengantisipasi populasi yang juga terus meningkat.
Selain di sektor ekonomi, penguatan kerja sama juga dilakukan melalui upaya bersama untuk mempromosikan kepentingan strategis kedua negara, seperti dalam hal kebebasan, keamanan, dan pencegahan radikalisme, serta mempererat persahabatan dengan pertukaran budaya dan hal-hal lainnya.
“Saya harap hubungan baik ini bisa terus berlanjut hingga tahun-tahun mendatang. Mari kita kerja bersama, maju bersama,” pungkasnya. (Humas UGM/Gloria; Foto: Firsto)