Sebanyak 28 siswa dari 15 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Se-Jawa Tengah mengikuti Promosi Kompetensi Siswa (PKS) yang diadakan di Fakultas Pertanian UGM. Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari. PKS, merupakan even tahunan yang rutin dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa tengah bekerjasama dengan Klaster Pertanian Universitas Gadjah Mada dalam menyeleksi siswa yang bisa mewakili Propinsi Jawa Tengah ke tingkat Nasional di Bandung, Juni 2007.
“Saya menyampaikan selamat datang kepada para tamu, khususnya para adik-adik siswa yang mengikuti lomba Promosi Kompetensi Siswa (PKS). Saya merasa berbahagia, dikunjungi oleh Bapak dan Ibu Guru serta Kepala Sekolah. Saya menyadari keberlangsungan kehidupan kita sehari-hari berasal dari pekerjaan-pekerjaan di bidang pertanian. Apa yang kita makan (beras-red) tentunya hasil dari Bapak ibu guru yang ada di sini, yang sangat berjasa dalam menghidupi kehidupan orang kota,†ujar Prof. Ir. Sudjarwadi M.Eng., Ph.D. dalam memberikan sambutan dan sekaligus membuka acara Promosi kompetensi siswa, Kamis (1/3) di Ruang Auditorium Lt. 3 Fakultas pertanian.
Bahwa Masa depan Indonesia akan mengandalkan sumber daya manusia yang ada saat ini, semakin lama kita harus makin pandai mengambil kekayaan alam yang melimpah ruah ini. Sayangnya, belum banyak rakyat kita yang bisa mengelolanya dengan baik.
“Saya merasa banyak belajar dan mengagumi para guru dan siswa di sini. Kekayaan yang ada di dalam bumi Indonesia, nilainya bertrilyun-trilyun. Kita harus bisa mengambilnya dengan baik. Terutama manfaat dari keyaan ini,†kata Wakil Rektor Senior Bidang Akademik.
Sudjarwadi menambahkan, bahwa UGM tidak akan segan-segan akan menerima siswa-siswa berbakat dari hasil Promosi Kompetensi Siswa, jika memang betul-betul memenuhi kriteria akademis yang diberlakukan UGM. Bagi Sudjarwadi, keterpurukan di bidang pertanian bukan berarti surutnya minat untuk belajar di bidang pertanian.
Sedangkan Ir Suroto selaku ketua kelompok kerja Kepala sekolah SMK bertindak sebagai kordinator lomba menyatakan bahwa Lomba Promosi Kompetensi Siswa ini nantinya mamapu mempromosikan para siswa ke dunia kerja atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. “ Kompetensi ini, ada hubungan timbal balik antara sekolah sebagai produsen SDM, dan dunia usaha sebagai konsumen. Anak didik kita dapat direkrut Industri langsung setelah melihat kemampuan para siswa yang ikut kompetensi ini,†kata Kepala SMK Bawen, Kabupetan Semarang
Menurut Suroto, program sutdi yang dilombakan adalah Budidaya tanaman, budidaya ternak dan teknologi pertanian. “Ketiga jenis lomba ini di lakukan di satu tempat, berbeda dengan yang dilakukan sebelumnya. Sehingga praktis dan menghemat biaya, “ujar Suroto.
Menurut data yang dihimpun Suroto, saat ini hanya ada 14 SMK Negeri Pertanian di Jateng. Padahal tahun 1970-an di Jateng ada 40 SMK Pertanian, saat ini justru menurun karena Pemerintah tidak berorientasi dengan dunia pertanian. Di Indonesia ada 400-an SMK pertanian yang sudah berdiri. Pasca otonomi, banyak Daerah yang berambisi ke pertanian, terutama di luar Jawa. Usul Suroto, seharusnya Pemerintah Daerah merekrutmen langsung tenaga lulusan SMK Pertanian. Apalagi mereka membutuhkan tenaga penyuluhan dalam skala besar.
Saifudin, salah satu siswa SMKN 2 Slawi yang ikut berpartisipasi dalam lomba kompetensi siswa, merasa senang dan bangga karena bisa mengikuti LKS ini, “Saya senang sekali bisa mewakili sekolah dan bisa membuat sekolah menjadi bangga nantinya jika saya bisa juara.,†kata siswa Kelas tiga Jurusan Budi Daya Tanaman ini.
Menurut siswa asal tegal ini, dirinya bisa lolos seleksi dari sekolahnya karena sudah lolos seleksi dan memenuhi berbagai kriteria yang ditetapkan dari sekolahnya, “ Diantaranya harus pintar, bisa melakukan praktek, kecepatan penelitian, ketelitaian dalam pengujian, kemurnian membuat benih dan bagusnya hasil perkecambahan benih,†kata Saifudin yang berkeinginan ingin melanjutkan kuliah di Fakultas Pertanian UGM. (Humas UGM)